Diberi Tunjangan Dan Biaya Perawatan, Warga Tetap Pilih Kosongkan Rumah

Diberi Tunjangan Dan Biaya Perawatan, Warga Tetap Pilih Kosongkan Rumah

Gelora Media
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Jika ada negara yang kian berkurang jumlah penduduknya, mungkin Jepang adalah salah satunya.

Penurunan populasi ini terlihat setiap tahun. Bahkan pada 2018, Jepang mencatatkan jumlah kelahiran bayi terendahnya sepanjang abad ke-21.

Dengan tingkat kelahiran yang terus menurun dan 20 persen penduduknya masuk dalam usia tidak produktif, Jepang bakal masuk kelompok negara berpenduduk sedikit di dunia.


Mengiringi permasalahan berkurangnya populasi, Jepang bakal berpotensi menghadapi permasalahan properti: lebih banyak rumah ketimbang orang.

Pada 2018, 13,6 persen rumah-rumah di Jepang terdaftar sebagai "Akiya". Akiya adalah rumah-rumah yang ditinggalkan tanpa pewaris atau tidak ada penyewa baru.

Orang-orang Jepang memang menghindari mewarisi rumah-rumah dari orang tua mereka karena pajak yang tinggi. Bagi mereka, lebih baik menyewa apartemen dengan harga yang lebih terjangkau.

Rumah-rumah Akiya di Jepang tercatat ada di prefektur Tokyo, Okayama, hingga di Kumamoto di ujung selatan Jepang. Bahkan, di daerah pedesaan, rumah-rumah kosong yang ditinggalkan  sangat banyak!

Angka populasi yang terus menurun akan menimbulkan banyak masalah, seperti banyaknya rumah-rumah kosong. Apalagi dari pedesaan yang anak-anak mudanya pindah ke kota-kota besar di Jepang. Perlu ada solusi kepada generasi baru nanti dan jangan sampai banyak rumah atau mungkin desa yang kosong karena tak ada penduduknya," kata profesor sains dan teknik dari Universitas Toyo, Chie Nozawa, melansir BBC, Selasa (5/11).

Padahal, pemerintah sudah berupaya membujuk warganya dengan memberi tunjangan tambahan, pemeliharaan rumah, dan pengurangan pajak, agar mereka tidak pindah ke kota dan memilih apartemen. Tapi tampaknya hal itu belum mampu menggoda warganya(rmol)
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita