Anies Di-bully, Anies Makin Simpati

Anies Di-bully, Anies Makin Simpati

Gelora News
facebook twitter whatsapp

Penulis: Tarmidzi Yusuf

Ada yang belum move on. Dua tahun pasca Pilgub DKI 2017 masih ada yang belum move on. Kesalahan Anies dicari-cari. Kesalahan salah input media mainstream memblow up habis-habisan. Sambil membandingkan kinerja Anies dengan tiga pendahulu Anies, yaitu Jokowi, Ahok dan Djarot.

Seakan Jokowi, Ahok dan Djarot manusia hebat. Padahal banyak menyisakan misteri yang belum terungkap. Misalnya korupsi bus Trans Jakarta, kasus korupsi RS Sumber Waras, tanah BMW dan tanah Cengkareng. Maling teriak maling.

PSI mencuri start mengungkap RAPBD 2020. Bagai pahlawan suci tanpa noda. Hati hitam legam dibungkus putih salju. Di mata PSI apa yang dilakukan Anies salah walau hanya salah input. Kesempatan “menghantam” Anies. Sejak PSI masuk DPRD sudah beberapa kali bermanuver menyerang Anies. Niat untuk perbaikan atau untuk mencari simpati setelah jagoannya terkapar pada Pilgub DKI 2017. Senjata makan tuan. PSI menelan air ludah sendiri. Kesalahan input akibat sistem e-budgeting tidak dilengkapi verifikasi data warisan Ahok. Orang yang berada dibelakang PSI.

Kebijakan Umum Anggaran dan Prioritas Plafon Anggaran Sementara (KUA PPAS) 2020 di DPRD DKI belum dibahas. Berdasarkan temuan PSI muncul angka aneh untuk lem aibon sebesar 82,8 Miliar, pulpen 123 miliar dan pengadaan jalur sepeda 79 miliar, dll.

Menanggapi temuan itu, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan munculnya sejumlah anggaran aneh itu lantaran sistem e-budgeting yang digunakan DKI Jakarta belum cerdas. “Ini ada problem sistem yaitu sistem digital tetapi tidak smart.” Sebuah sistem e-budgeting tidak smart warisan Ahok yang dibangga-banggakan PSI.

Anies menyampaikan bahwa sistem yang digunakan oleh DKI Jakarta masih manual dalam memasukkan dan verifikasi data. Hal itu membuat keteledoran petugas yang memasukkan data tak dapat terkoreksi.

Anies makin dibully rakyat makin simpati. Apa yang dilakukan Anies setelah 2 (dua) tahun menjadi Gubernur sangat terasa dimata warga DKI. Hanya PSI dan Ahoker saban hari nyinyir mulu.

Sederet prestasi Anies selama dua tahun menjabat Gubernur DKI mulai rumah DP nol rupiah hingga 2 (dua) tahun berturut-turut mendapat predikat WTP dari BPK. Sebuah predikat yang gagal diraih oleh Jokowi, Ahok dan Djarot. Termasuk suasana DKI Jakarta yang adem ayem pasca Ahok dan Djarot lengser. Tak pernah kita dengar lagi makian dan sumpah serapah dari orang nomor satu di Balai Kota.

Anies juga memberikan layanan terbaik untuk warga ibu kota, misalnya kartu kesejahteraan seperti KJP Plus, Kartu Jakarta Mahasiswa Unggul, Kartu Pekerja Jakarta, Kartu Penyandang Disabilitas Jakarta dan Kartu Lansia Jakarta. Penataan trotoar lebih smart dan ramah, juga kemacetan lalu lintas mengalami kemajuan signifikan. Bahkan Anies mendapat berbagai penghargaan, diantaranya dari KPK dan penghargaan internasional lainnya seperti Smart City.

Yang membuat saya kagum sama Anies adalah keberpihakannya kepada rakyat kecil. Beda dengan Gubernur sebelumnya yang arogan dan pongah main gusur terhadap rakyat kecil. Main usir terhadap pedagang kaki lima tanpa solusi terbaik.

Maju terus Anies Rasyid Baswedan Gubernur DKI Jakarta rasa Presiden. Rakyat Jakarta bangga padamu. Maju kotanya bahagia warganya semakin menjadi nyata menuju 2024 untuk Indonesia yang lebih baik. (*)
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita