GELORA.CO - Kabar mengagetkan datang dari Balai Kota Jakarta. Dua bawahan Gubernur DKI, Anies Baswedan, mundur mendadak dari jabatannya di tengah sorotan terhadap rencana anggaran ibu kota. Ada apa di baliknya?
Dua anak buah Anies yang mundur itu adalah Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Kadisparbud) DKI, Edy Junaedi, serta Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Sri Mahendra. Keduanya mundur dalam waktu yang berdekatan.
Awalnya, kabar mundurnya Edy dari jabatan Kadisparbud dibenarkan oleh Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD), Chaidir. Dia menyebut Edy mengundurkan pada 31 Oktober 2019 atas permintaan pribadi. Edy sendiri baru 8 bulan duduk di posisi Kadisparbud.
"Per tanggal 31, semalam dia mengundurkan diri. Ya mengundurkan diri saja atas permintaan pribadi, alasannya ya pribadi yang tahu dia," kata Chaidir saat dikonfirmasi, Jumat (1/11/2019).
Pekan lalu, salah satu rencana anggaran di Disparbud sempat ramai dibahas. Di Rancangan Plafon Anggaran Sementara (PPAS), tepatnya pada dokumen Lampiran III Komisi B, terlihat ada program kegiatan 'Penyelenggaraan aktivitas promosi pariwisata dan budaya melalui media sosial'.
Sasarannya adalah 'Jumlah influencer aktivitas promosi pariwisata dan budaya melalui media sosial'. Targetnya, ada lima influencer yang diikutsertakan. Anggaran untuk lima influencer yang mempromosikan pariwisata Ibu Kota ini sebesar Rp 5.008.691.930. Namun, rencana anggaran Rp 5 miliar untuk influencer tersebut kemudian dihapus.
Apakah ada kaitannya?
Chaidir menepis Edy mundur gara-gara masalah anggaran influencer tersebut. "Tidaklah, tidak ada kaitan ke situ. Dia mau mengundurkan diri saja," kata Chaidir.
Ternyata, tak hanya Edy yang mundur. Hari ini, Anies mengumumkan bahwa Sri Mahedra juga mundur dari jabatan Kepala Bappeda. Bappeda selama ini bertanggungjawab menyusun rencana anggaran termasuk soal sistem e-budgeting.
"Surat pengunduran diri Kepala Bappeda diserahkan hari ini," kata Anies saat jumpa pers di Balai Kota DKI, Jakarta Pusat, Jumat (1/11/2019).
Anies lalu mempersilakan Mahendra untuk menyampaikan pengunduran dirinya di depan media. Bicara singkat, Mahendra mengatakan Pemprov DKI membutuhkan Bappeda yang lebih baik.
"Situasi dan kondisi yang terjadi saat ini yang membutuhkan kinerja Bappeda yang lebih baik lagi. Saya mengajukan permohonan untuk mengundurkan diri dengan harapan agar akselerasi dapat lebih ditingkatkan," ucap Mahendra.
Kembali ke Anies, dia mengatakan pengunduran diri kedua anak buahnya itu tak akan mengganggu penyusunan anggaran yang sedang berlangsung. Seperti diketahui, saat ini Pemprov DKI dan DPRD DKI sedang membahas rencana KUA-PPAS 2020.
Meski demikian, pengunduran diri keduanya masih menyisakan tanda tanya. Akankah terungkap?
[dtk]