GELORA.CO - Serangan bom mobil terjadi di perbatasan Turki dan Suriah. Bom itu meledak di Kota Tal Abyad dan menewaskan setidaknya 13 orang serta melukai 20 orang lainnya.
Kementerian Pertahanan Turki mengutuk keras serangan yang mereka duga dilakukan oleh para pejuang Kurdi. Kementerian juga meminta masyarakat internasional untuk mengambil sikap tegas terhadap pasukan YPG Kurdi yang dianggap sebagai teroris.
Meski demikian, tidak ada klaim tanggung jawab dari pasukan YPG Kurdi terkait dengan serangan bom mobil tersebut seperti yang dimuat The Guardian, Sabtu (2/11).
Sebelumnya di hari yang sama, Pasukan Demokratik Suriah (SDF) yang dipimpin Kurdi mengungkapkan, para pejuang Kristen akan mengawasi wilayah Suriah utara di mana pasukan yang didukung oleh Turki telah bentrok dengan milisi yang dipimpin Kurdi.
SDF menyatakan penyebaran akan dilakukan di desa-desa yang dekat dengan Kota Tal Tamr di wilayah sungai Khabur yang diisi oleh komunitas Asyur.
Pengumuman SDF ini hanya berselang sehari setelah Turki dan Suriah mengadakan patroli gabungan yang telah disepakati dalam perjanjian Sochi, di mana Turki akan menghentikan invasinya jika pejuang Kurdi pindah dari perbatasan sepanjang 30 km.
Namun, setelah Turki memulai operation peace spring. Sekitar 200 ribu orang telah pindah dari Suriah utara. Hal ini membuat desa-desa Kristen khawatir akan terkena hal yang sama.
Di Suriah, umat Kristen berjumlah 10 persen dari populasi atau sejumlah 23 juta. Mereka hidup berdampingan secara damai dengan mayoritas Muslim dan menikmati kebebasan beribadah di bawah pemerintahan Presiden Bashar al-Assad. (Rmol)