GELORA.CO - Partai Keadilan Sejahtera (PKS) meyakini, partainya tak sendiri di barisan oposisi. PKS akan mendapatkan teman dari parpol koalisi pemerintah.
Hal itu disebabkan karena parpol tersebut sakit hati dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Demikian disampaikan Ketua DPP PKS, Mardani Ali Sera kepada wartawan di Media Center DPR, Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (16/10).
Mardani menyatakan, kepastian itu akan didapat setelah Presiden Jokowi mengumumkan susunan Kabinet Indonesia Kerja (KIK) Jilid II mendatang.
“(Setelah) pengumuman 20 atau 21 Oktober nanti, boleh jadi ada banyak yang jadi oposisi juga,” katanya.
Alasannya, partai tersebut tidak puas dengan kursi menteri yang didapat.
“Ketika pengumuman kabinet tidak sesuai dengan harapan. Harapannya tiga, empat atau lima menteri, ternyata cuman satu atau enggak ada,” lanjutnya.
Mardani menyatakan, PKS sendiri nantinya juga akan menemui Presiden Jokowi di Istana usai pembentukan kabinet telah rampung.
Akan tetapi, ia menekankan, pertemuan itu dilakukan terkait posisi oposisi yang diambil PKS terhadap pemerintahan untuk lima tahun mendatang.
“PKS tidak dalam posisi ke Istana untuk cawe-cawe,” tegasnya.
Mardani menilai, kedatangan PKS menemui Jokowi di Istana itu adalah sebuah hal yang wajar.
“Kalau sudah penetapan jadi Presiden, wajar setiap partai berkomunikasi tapi tetap pada posisi di luar pemerintahan atau oposisi,” pungkasnya.
Di tempat lain, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto sudah menyampaikan sikap politik Gerindra dalam rapat pimpinan nasional (Rapimnas) Gerindra di Padepokan Garuda Yaksa, Bogor, Jawa Barat, Rabu (16/10).
Dalam tiga sikap politik yang disampaikan Prabowo, tidak ada yang menyinggung soal kemana arah Gerindra berlabuh, menjadi koalisi pemerintah atau oposisi.
Pertama, Prabowo mengatakan kepada para kadernya bila Gerindra sudah menyerahkan konsepsi terkait dorongan besar ekonomi Indonesia dengan semangat ketahanan pangan-energi, pertahanan, dan keamanan yang kuat kepada pemerintah.
Sikap politik kedua, bila Jokowi ingin menggunakan konsepsi itu, Prabowo mempersilahkan.
“Baik itu bersama-sama dengan Gerindra maupun Prabowo ataupun tanpa Gerindra dan Prabowo,” jelas Jurubicara Prabowo, Dahnil Anzar Simanjuntak.
Sikap politik ketiga, Prabowo memutuskan untuk tetap menjaga kerukunan kehidupan berbangsa dan bernegara.
Caranya, dengan terus memelihara silaturahmi dan komunikasi untuk musyawarah mufakat bagi kepentingan bangsa dan negara.
Hingga kini Rapimnas Gerindra masih berlangsung, acara sendiri digelar tertutup untuk awak media.[psid]