GELORA.CO - Sejumlah kalangan menengarai ada kelompok terorganisir yang berusaha memojokkan dan menjelek-jelekkan Islam dan umat Islam.
“Benar, ada kelompok yang menjelekkan dan memojokkan Islam, sehingga Islam dipersepsikan sebagai agama yang buruk, radikal, ekstrem, suka tindak kekerasan, tidak toleran, sangar dan hal-hal buruk dan negatif lainnya. Kelompok yang mendesain agar Islam buruk karena tidak ingin agama Islam berkembang secara kaffah seusai tuntunan Alquran dan Hadist,” kata Ustadz Slamet Maarif, Kamis (17/10/2019).
Menurutnya, kelompok ini tidak ingin Islam secara kaffah (ekonomi, politik, muamalah, syariah) tegak di Indonesia. Karenanya umat Islam harus waspada," ujar Ustadz Slamet Maarif.
Ustadz Slamet menilai, kelompok yang tidak suka Islam masuk dalam segala aspek di Indonesia. Karena jika Islam masuk dalam segala aspek maka kekuasaannya akan terganggu. Oleh karena itu berbagai upaya dilakukan agar Islam terkesan sebagai agama yang negatif dan membawa kerusakan.
Ditambah juga banyak orang Islam yang munafik dan berdiri bersama kelompok yang anti Islam. "Kami duga kelompok yang tidak suka Islam juga melibatkan grand desain internasional," ungkapnya.
Ustadz Slamet menyebut, ada grand desain internasional untuk membenci Islam khususnya yang ada di Indonesia karena penduduk Indonesia mayoritas muslim. Oleh karena itu kelompok yang membenci Islam tidak rela Islam di Indonesia akan berkembang dan bangkit menguasai dunia. Adanya pihak-pihak yang membenci Islam sudah diperingatkan Allah SWT dalam Alquran.
Sementara itu, Ketua Media Center Persaudaraan Alumni (PA) 212, Novel Bamukmin mengatakan, Islam yang lurus dan kerap diserang pihak-pihak tertentu karena selama ini membawa dan membela agamanya dari upaya penistaan yang terjadi. Oleh karena itu Islam selalu dipojokkan oleh kelompok yang sudah terang-terangan membela rentetan para penista agama dengan kepentingan politik.
"Akhirnya terpolarisasi bahwa pembela agama selama ini menjadi sasaran tembak fitnah sebagai radikalis, intoleran, ekstrem karena sangat mengancam eksistensi mereka yang sudah tersudutkan dengan stigma kelompok penista agama," jelasnya.
Diperhitungkan
Ketua Presidium Perhimpunan Masyarakat Madani (Prima), Sya'roni mengatakan, kelompok Islam mulai diperhitungkan dan bahkan menjadi momok yaitu pasca Pilgub Jakarta 2017. Karena kala itu kelompok Islam terbukti mampu menghadirkan jumlah massa yang sangat besar dalam rentetan aksi bela Islam. Kekuatan Islam juga terus membesar yang akhirnya mampu memenangkan pasangan Anies Sandi.
Tidak hanya memenangkan Anies-Sandi, sambung Sya'roni, kelompok Islam terus menunjukkan eksistensinya termasuk di dunia maya. “Bila hari ini kelompok Islam merasa dipojokkan dengan berbagai modus, maka harus disadari bahwa inilah dampak pertarungan politik. Bila menang akan berkuasa. Namun bila kalah akan terus didesak hingga akhirnya dianggap tidak membahayakan kekuasaan," jelasnya.
Terkait siapa kelompok yang memojokkan Islam, dengan gamblamg Sya'roni menyebut, pastinya yang bisa memojokkan Islam adalah yang oknum-oknum mempunyai kekuasaan. [ht]