GELORA.CO - Tragedi penusukan Menkopolhukam Wiranto masih menjadi sorotan publik. Apalagi, polisi mengaitkannya dengan pelaku yang diduga terpapar radikalisme ISIS.
Maka, Ustadz Adi Hidayat pun tergerak untuk ikut menyoroti tragedi tersebut.
Dalam sebuah kajiannya, Ustadz Adi Hidayat menyampaikan pesan betapa dipertanyakannya iman pelaku penusukan Wiranto.
Menurut Ustadz Adi Hidayat, orang yang beriman, dan imannya itu benar, maka hendaknya akan saling melindungi.
"Menjaga darahnya."
"Jadi tidak ada orang yang beriman saling melukai."
"Apalagi —mohon maaf— saling menumpahkan darah,” ujar Ustadz Adi Hidayat, dikutip dari tayangan YouTube Audio Dakwah.
Ustadz kondang itu langsung menimpali pernyataan bahwa pelaku tersebut patut dipertanyakan imannya.
Ustadz Adi Hidayat membeberkan soal adanya ancaman dalam Al Quran atas tindakan tersebut.
"Orang yang sengaja merencanakan pembunuhan kepada orang beriman maka ancamannya neraka jahanam.”
Sebagaimana hal itu terkandung dalam surat Annisa ayat 92-93.
Surat Annisa ayat 92:
وَمَا كَانَ لِمُؤْمِنٍ أَنْ يَقْتُلَ مُؤْمِنًا إِلَّا خَطَأً ۚ وَمَنْ قَتَلَ مُؤْمِنًا خَطَأً فَتَحْرِيرُ رَقَبَةٍ مُؤْمِنَةٍ وَدِيَةٌ مُسَلَّمَةٌ إِلَىٰ أَهْلِهِ إِلَّا أَنْ يَصَّدَّقُوا ۚ فَإِنْ كَانَ مِنْ قَوْمٍ عَدُوٍّ لَكُمْ وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَتَحْرِيرُ رَقَبَةٍ مُؤْمِنَةٍ ۖ وَإِنْ كَانَ مِنْ قَوْمٍ بَيْنَكُمْ وَبَيْنَهُمْ مِيثَاقٌ فَدِيَةٌ مُسَلَّمَةٌ إِلَىٰ أَهْلِهِ وَتَحْرِيرُ رَقَبَةٍ مُؤْمِنَةٍ ۖ فَمَنْ لَمْ يَجِدْ فَصِيَامُ شَهْرَيْنِ مُتَتَابِعَيْنِ تَوْبَةً مِنَ اللَّهِ ۗ وَكَانَ اللَّهُ عَلِيمًا حَكِيمًا
Dan tidak layak bagi seorang mukmin membunuh seorang mukmin (yang lain), kecuali karena tersalah (tidak sengaja), dan barangsiapa membunuh seorang mukmin karena tersalah (hendaklah) ia memerdekakan seorang hamba sahaya yang beriman serta membayar diat yang diserahkan kepada keluarganya (si terbunuh itu), kecuali jika mereka (keluarga terbunuh) bersedekah.
Jika ia (si terbunuh) dari kaum (kafir) yang ada perjanjian (damai) antara mereka dengan kamu, maka (hendaklah si pembunuh) membayar diat yang diserahkan kepada keluarganya (si terbunuh) serta memerdekakan hamba sahaya yang beriman.
Barangsiapa yang tidak memperolehnya, maka hendaklah ia (si pembunuh) berpuasa dua bulan berturut-turut untuk penerimaan taubat dari pada Allah. Dan adalah Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.
Surat Annisa ayat 93:
وَمَنْ يَقْتُلْ مُؤْمِنًا مُتَعَمِّدًا فَجَزَاؤُهُ جَهَنَّمُ خَالِدًا فِيهَا وَغَضِبَ اللَّهُ عَلَيْهِ وَلَعَنَهُ وَأَعَدَّ لَهُ عَذَابًا عَظِيمًا
Dan barangsiapa yang membunuh seorang mukmin dengan sengaja maka balasannya ialah Jahannam, kekal ia di dalamnya dan Allah murka kepadanya, dan mengutukinya serta menyediakan azab yang besar baginya.
Demikian dikatakan Ustadz Adi Hidayat, barangsiapa yang merencakan pembunuhan kepada seseorang yang beriman, maka balasan yang setimpal untuknya adalah neraka jahanam.
"Apapun itu caranya" ujar Ustadz.
Ustadz Adi Hidayat mewanti-wanti bagi siapapun, khususnya Muslim, hendaknya berhati-hati.
Ia menjelaskan, bagaimana pun orang yang ditusuk memiliki iman. Semaksiat apapun, tapi di dalam hatinya ada iman, ada turunan-turunan.
Orang yang sengaja merencanakan membunuh orang lain tanpa tuntutan yang benar, tanpa kaidah-kaidah yang diperkenankan, maka Allah SWT menjanjikan neraka jahanam untuk orang tersebut.
"Balasan yang setimpal adalah neraka jahannam,” katanya.
Ia kemudian mempertanyakan, di mana ada orang beriman merencanakan masuk ke neraka jahanam? Adakah seorang muslim yang berencana ingin masuk neraka jahanam?
"Apapun profesinya, Anda mau pejabat, polisi, tentara, ataupun rakyat, tetap hati-hati. Jangan sepelekan nyawa," tegasnya.
Selanjutnya, Adi Hidayat mengatakan, sesungguhnya orang yang membunuh seseorang maka pelaku juga wafat.
"Saat mengeksekusi yang ditembak wafat, maka yang menembak juga wafat. Penjahat yang membunuh akan dibunuh juga. Jangan menyepelekan nyawa, karena Anda juga akan wafat," ujarnya.
Menurut Ustadz, ada perbedaan perilaku antara pembunuh dan yang dibunuh.
Ketika korban yang dibunuh dalam keadaan beriman, maka yang membunuh ketika ia wafat dalam keadaan maksiat.
"Ketika yang dibunuh itu wafat, yang besok lusa Anda wafat juga, Anda bisa ditertawakan oleh yang Anda bunuh," ucapnya.
Ustadz Adi Hidayat tak menampik situasi zaman saat ini, yang menurutnya nyawa kini dihargai murah.
"Saat beda pendapat, tembak orang, benturkan orang," katanya.
Lalu ia mengingatkan kembali hukuman terhadap orang-orang yang melakukan pembunuhan.
"Ingat, neraka jahanam!” tandasnya.
Ustadz Adi Hidayat menjelaskan, dalam ayat di atas, Allah benar-benar menjanjikan hukum tersebut.
"Janji Allah pasti benar," katanya.
Berbeda dengan janji manusia, lanjutnya, seraya mengutip syair lagu: "Kau yang memulai kau yang menginkari. Kau yang berjanji kau yang mengingkari…"
Begitulah, menurutnya, manusia memang bisa janji dan begitupun bisa ingkar.