GELORA.CO - Jelang pelantikan Presiden dan Wakil Presiden 2019 yang dimenangkan oleh pasangan Jokowi-Maruf Amin, konstelasi politik di Tanah Air dengan cepat berubah seiring kepentingan masing-masing pihak.
Bahkan ada kabar jika rival Jokowi saat Pilpres lalu, Prabowo Subianto dikabarkan akan ikut dalam gerbong pemerintahan Jokowi. Meski hingga kini belum ada pernyataan resmi dari Prabowo, sejumlah spekulasi pun ramai jadi perbincangan.
Pro dan kontra terkait kabar bergabungnya Gerindra dan Prabowo ke pemerintahan Jokowi memang belum terjawab. Namun, dalam cuitannya di Twitter, pada Kamis, 18 Oktober 2019, Prabowo menerima semua masukan dan kritikan dari para sahabat.
“Seperti pepatah tiongkok, seribu kawan terlalu sedikit, satu musuh terlalu banyak. Saya berharap komunikasi kita akan terus terjalin melalui media sosial ini. Masukan dari para sahabat ataupun kritikan dari para sahabat selalu menjadi hal yang saya tunggu untuk dibaca,” tulis Prabowo dalam akun twitternya @prabowo.
Seperti pepatah tiongkok, seribu kawan terlalu sedikit, satu musuh terlalu banyak. Saya berharap komunikasi kita akan terus terjalin melalui media sosial ini. Masukan dari para sahabat ataupun kritikan dari para sahabat selalu menjadi hal yang saya tunggu untuk dibaca.— Prabowo Subianto (@prabowo) October 18, 2019
Sebelumnya keakraban antara Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dan Presiden Joko Widodo alias Jokowi terlihat di Istana Merdeka siang tadi.
Prabowo yang mengenakan kemeja lengan panjang putih datang ke Istana Merdeka, Jumat, 11 Oktober 2019 sekitar pukul 14.00 WIB didampingi oleh Wakil Ketua Umum Gerindra, Edhy Prabowo. Prabowo disambut oleh Menteri Sekretaris Negara Praktikno saat memasuki ruang Credential.
Usai pertemuan, Prabowo mengatakan bahwa Gerindra siap membantu jika dibutuhkan. Gerindra, kata dia, selalu mengutamakan kepentingan bangsa dan negara, sehingga setelah bertarung secara politik, demi kepentingan nasional, mereka harus bersatu.
"Kalau kami diperlukan, kami siap membantu. Kami akan beri gagasan yang optimis Indonesia bisa tumbuh double digit dan bangkit cepat. Kami siap membantu kalau dibutuhkan," katanya, dikutip dari tvOne.
Jika tak masuk dalam kabinet, dia menegaskan, Gerindra akan tetap loyal. Gerindra akan menjadi penyeimbang.[vv]