GELORA.CO -Sinyal merapatnya Prabowo bersama gerbong Partai Gerindra ke Jokowi semakin kuat. Tidak semua pendukungnya setuju, bahkan tidak sedikit mengungkapkan kekecewaan dan mengatakan Prabowo hanya mengejar kue kekuasan semata.
Direktur Eksekutif Arus Survei Indonesia, Ali Rif'an menyatakan, tugas berat menanti Prabowo jika positif merapat ke Jokowi. Menurut Ali, merapatnya Prabowo tentu akan berkonsekuensi terhadap 60 juta lebih pemilihnya saat pilpres April 2019 lalu.
"Paling yang bisa disampaikan Prabowo ke publik adalah itu bagian dari politik goyong royong. Pilpres sudah selesai, saatnya semua bersatu untuk kepentingan bangsa yang lebih besar. Pemilih Prabowo bisa kecewa karena mereka merasa dibohongi," kata Ali Rif'an kepada Kantor Berita Politik RMOL, Senin (14/9).
Ali Rif'an menjelaskan, jika Prabowo tidak mengelola dampak kekecewaan dengan baik, maka bukan tidak mungkin Gerindra akan ditinggalkan loyalisnya. Dampak jangka panjangnya pada pemilu 2024 diprediksi suara Gerindra akan menurun drastis.
"Kalau enggak bisa dikelola dengan baik, tentu bisa berdampak ke Pemilu 2024. Prabowo mesti bangun framing bahwa dia diminta Jokowi, bukan meminta. Kesan yang muncul harus merapatnya Prabowo hanyalah demi kemaslahatan bangsa," pungkasnya.
Prabowo bertemu Jokowi di Istana Negara, Jumat (11/10). Usai pertemuan Jokowi dan Prabowo menegaskan bahwa hubungan keduanya sangat mesra. Prabowo di hadapan awak media menyatakan kesiapannya membantu kerja Jokowi menjalankan pemerintahan di periode keduanya. (Rmol)