GELORA.CO - Nasib tragis dialami seorang karyawan KONI pusat. Sepuluh bulan tak digaji, dia kini menderita depresi berat hingga harus dirawat di rumah sakit.
Sarjono, demikian nama karyawan KONI Pusat tersebut. Dia sudah puluhan tahun menjadi sopir di lembaga keolahragaan tertinggi di Indonesia itu. Kini, Sarjono dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RUSD) Tangerang Selatan, Jumat (18/10).
Pantauan Kantor Berita RMOLJatim, Sarjono yang mengidap penyakit diabetes (Kencing Manis) ini sudah tidak menerima gaji dari KONI Pusat selama 10 bulan terakhir. Bahkan pria berusia 46 tahun ini sering tidur di kantor KONI Pusat lantaran tak punya biaya untuk pulang. Dirinya pun dilanda depresi karena tak tahan melihat keadaan keluarganya yang berkesusahan.
Operasi tangkap tangan (OTT) Sekjen KONI Pusat FH Hamidi dan Bendahara KONI Pusat Johny Awuy oleh KPK terkait dana hibah Kemenpora, Desember 2018 lalu, jadi awal penderitaan Sarjono. Sejak saat itulah, dia tak lagi menerima gaji sebagai karyawan KONI.
Nasib karyawan KONI Pusat yang sudah 10 bulan belum digaji ini memang masih menjadi bahan perbincangan di kalangan masyarakat olahraga Indonesia.
Semula muncul harapan baru ketika terjadi peralihan pimpinan KONI Pusat dari Tono Suratman ke Marciano Norman.
Marciano yang terpilih menjadi Ketua Umum KONI Pusat periode 2019-2023 itu sempat menjanjikan akan segera menyelesaikan nasib karyawan KONI Pusat yang belum digaji.
Mantan Kepala BIN ini berjanji sebelum 100 hari kepemimpinannya di KONI Pusat, masalah itu akan segera dituntaskan. Namun hingga lewat 100 hari, masalah gaji karyawan KONI Pusat justru kian gelap.
Seperti diketahui karyawan KONI Pusat sudah 10 bulan tak menerima gaji, 7 bulan di antaranya saat KONI diketuai Tono Suratman. Hingga sekarang sudah tiga bulan berjalan KONI dipimpin Marciano Norman. (Rmol)