Tolak Kenaikan UMP 2020 Sebesar 8,51 Persen, Presiden KSPI Akan Kembali Temui Presiden Jokowi

Tolak Kenaikan UMP 2020 Sebesar 8,51 Persen, Presiden KSPI Akan Kembali Temui Presiden Jokowi

Gelora Media
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) menolak kenaikan upah minimum sebesar 8,51 persen sebagaimana yang disebutkan dalam Surat Edaran Menteri Ketenagakerjaan.

Pasalnya, kenaikan ini mengacu pada Peraturan Pemerintah (PP) 78/2015 tentang Pengupahan, yang selama ini ditolak oleh kaum buruh.

Presiden KSPI Said Iqbal mengatakan, yang seharusnya dilakukan pemerintah adalah segera merevisi PP 78/2015, khususnya terkait dengan pasal mengenai formula kenaikan upah minimum.

"Dengan demikian, dasar perhitungan UMP (upah minimum provinsi) harus didahului dengan survei kebutuhan hidup layak di pasar," kata Iqbal kepada wartawan, Jumat (18/10).

Lebih lanjut dia menjelaskan, bahwa Kebutuhan Hidup Layak (KHL) yang digunakan dalam survei pasar adalah KHL yang baru, yang sudah ditingkatkan kualitas dan kuantitasnya. Adapun KHL yang baru tersebut berjumlah 78 item dari yang sebelumnya 60 item.

Menurut informasi, KHL baru sudah disepakati Dewan Pengupahan Nasional berjumlah 78 item. Namun demikian, KSPI menghitung KHL baru adalah 84 item.

Menurut Said Iqbal, jika perhitungan kenaikan upah minimum dihitung berdasarkan KHL yang baru tersebut, maka kenaikan upah minimum tahun 2020 berkisar 10 sampai 15 persen.

"Oleh karena itu, buruh menolak kenaikan upah minimum sebesar 8,51 persen," tegasnya.

Terlebih lagi, di dalam UU Ketenagakerjaan diatur, dasar hukum kenaikan UMP/UMK adalah menghitung KHL dari survei pasar. Setelah hasil survey didapat, besarnya kenaikan upah minimun dinegosiasi dalam Dewan Pengupahan Daerah dengan memperhatikan faktor-faktor yang lain.

KSPI menilai, surat edaran tersebut melanggar UU Ketenagakerjaan. Apalagi sudah ada keputusan Mahkamah Agung yang memenangkan buruh yang menyatakan menolak keputusan Gubernur Jawa Barat yang membuat keputusan terkait nilai upah minimum padat karya yang nilainya di bawah upah minimum yang berlaku.

Sebagai langkah tindak lanjut, kata Said Iqbal, pihaknya akan kembali menemui Presiden Joko Widodo untuk meminta agar segera membentuk Tim Revisi PP 78/2015 sesuai janjinya yang disampaikan saat May Day 2019 dan pertemuan dengan KSPSI dan KSPI pada 1 Oktober 2019. [rmol]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita