Lagi pula, lanjutnya, jika ada yang tidak setuju dengan isi ceramah UAS, bisa diselesaikan melalui diskusi secara sehat dan tak perlu dilarang. Kata Tifatul, pelarangan dakwah ulama dalam sejarah Indonesia, hanya dilakukan oleh Partai Komunis Indonesia (PKI).
"Kenapa UAS harus terus dilarang. Jika tak setuju, klarifikasi dan berdiskusilah secara sehat. Apakah sikap ini dilatari islamphobia? Dan dalam sejarah NKRI, hanya PKI yang begitu keras menentang dan mempersekusi para Ulama," tutur Tifatul di twitter, Jumat (18/10/2019).
Ia pun mengunggah video-video ceramah UAS dan meminta pihak yang kerap melarangnya untuk menyimak pesan-pesan yang disampaikan UAS dalam ceramahnya.
"Ini Ceramah UAS yang dilarang di UGM lalu dapat ganti di UII. Sialakan cek isinya, terutama bagi mereka yang menolak atau meminta UAS instropeksi," ujarnya.
"Inilah indahnya diskusi yang sehat yang kedepankan nurani. Bukan larang Ulama berdakwah di sana-sini," tambahnya.
Ini Ceramah UAS yang dilarang di UGM lalu dapat ganti di UII.
— Tifatul Sembiring (@tifsembiring) October 18, 2019
Sialakan cek isinya, terutama bagibmereka yang menolak atau meminta UAS instropeksi.
Inilah indahnya diskusi yang sehat yang kedepankan nurani. Bukan larang Ulama berdakwah di sana-sini.https://t.co/Bx08BGhHwD
Seperti diketahui, Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta menolak kegiatan kuliah umum yang akan diisi oleh UAS. Kegiatan tersebut sedianya akan dilaksanakan di Masjid Kampus UGM pada Sabtu (12/10/2019). Pihak UGM beralasan penolakan cermah UAS demi menjaga keselarasan kegiatan akademik dan kegiatan nonakademik dengan jati diri UGM. (ak)