GELORA.CO - Ketua Umum DPP Persaudaraan Alumni 212 (PA 212), Ustadz Slamet Maarif, menegaskan bahwa pihaknya tidak akan berkonsiliasi ( berbaikan) dengan pemerintah.
“Saya ingatkan kepada Mujahid 212, Alumni 212, tidak mau berekonsiliasi dengan kelompok yang melakukan kriminalisasi kepada ulama,” ujarnya saat Dzikir dan Munajat Akbar Mujahid 212 di Masjid Agung Sunda Kelapa, Jakarta Pusat, Minggu (13/10).
Ia menuturkan, akan memberikan sinyal persyaratan agar bisa berkonsiliasi kepada pemerintah. Yakni dengan syarat bebaskan seluruh aktivis mereka yang masih ditahan, dan pemerintah memulangkan imam besar mereka, Habib Muhammad Rizieq bin Shihab.
“Sebelumnya bebaskan terlebih dahulu aktivis dan pulangkan imam besar kami. Kita tidak boleh rekonsoliasi dengan siapapun apalagi dengan pelanggar keadilan,” tuturnya.
Persaudaraan Alumni 212 menggelar Dzikir dan Munajat Akbar Mujahid 212 di Masjid Agung Sunda Kelapa, Jakarta Pusat, Ahad (13/10/2019).
Ribuan jamaah memenuhi Masjid Agung Sunda Kelapa. Kegiatan ini dilaksanakan setelah menunaikan ibadah sholat Dzuhur berjamaah. Nampak hadir para tokoh, ulama dan habib serta ribuan umat Islam pada acara ini.
Kegiatan ini untuk mendoakan para ustadz dan aktivis yang menjadi korban kriminalisasi akibat fitnah buzzer dan ketidakadilan hukum.
Hingga pukul 16.00 WIB, terlihat para jamaah masih terus berdatangan menuju lokasi acara doa bersama ini.
Sebelumnya, Sekjen PA 212, Ustaz Bernard Abdul Jabbar, diamankan petugas kepolisian dengan tuduhan melakukan kekerasan kepada relawan Jokowi, Ninoy Karundeng.
Sementara itu, Ketua Umum DPP Persaudaraan Alumni 212 (PA 212), Ustadz Slamet Maarif, menyampaikan bahwa ia tidak akan berkonsiliasi dengan pemerintah. [jig]