Setelah Wiranto, Jokowi Masuk 'Daftar Hitam' Target Teroris?

Setelah Wiranto, Jokowi Masuk 'Daftar Hitam' Target Teroris?

Gelora News
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Kabar penusukan Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) Wiranto pada Kamis, 10 Oktober 2019 menjadi sorotan. Saat menghadiri acara di Pandenglang, Banten, tiba-tiba saja rombongan Wiranto diserang. Pelakunya adalah Syahril Alamsyah alias Abu Bara serta istrinya, Fitri Andriana.

Berlagak mau salaman, serta merta mereka menyerang dengan sejata tajam kunai dan gunting. Abu Bara menyerang Wiranto dan melukai bagian perutnya. Enggak hanya Menkopolhukam yang menjadi korban, ajudannya, Fuad terkena sabetan gunting di bagian dada. Sementara itu Kapolsek Menes, Kompol Dariyanto yang melakukan pengamanan juga terluka di bagian punggung.

Insiden tersebut disesalkan oleh banyak pihak, terutama Bupati Pandeglang, Irna Narulita. Selain meminta maaf, Irna mengakui pihaknya kecolongan. "Keamanan rasanya sudah cukup untuk memberikan pengawalan untuk beliau, tetapi mohon maaf ini kami sedikit kecolongan dan mudah-mudahan kejadian ini tidak terulang kembali," kata Irna.

Kalau Irna merasa wilayah yang dipimpinnya kecolongan, tanggapan berbeda disampaikan oleh Agum Gumelar. Ditemui usai menengok Wiranto di RSPAD Jakarta, Jumat, 11 Oktober 2019, anggota Dewan Pertimbangan Presiden itu menegaskan intelijen harus bekerja ekstra. "Teror itu berada di tempat yang gelap. Untuk menghadapi teror seperti ini, mampu memberdayakan intelijen kita. Tidak seperti itu (kecolongan), intelijen harus bekerja lebih maksimal," ujarnya.

 'Daftar hitam' teroris

Berdasarkan hasil identifikasi, Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Budi Gunawan menyatakan kedua pelaku penyerangan merupakan anggota Jamaah Ansharud Daulah atau JAD jaringan Bekasi.

Menanggapi kasus penyerangan tersebut, menurut pemerhati terorisme, Al Chaidar Abdul Rahman Puteh, kelompok teroris sekarang ini sudah punya daftar hitam atau "Aimmatul kufur", berisi daftar target yang akan diserang.

Al Chaidar mengungkap, dugaan akan terjadinya serangan atas sejumlah pejabat publik sudah diinformasikan oleh kepolisian dua bulan yang lalu. Para penyerang tergabung dalam kelompok teroris jaringan JAD yang berafiliasi kepada Islamic State of Iraq and Syria (ISIS). [vv]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita