GELORA.CO - Tidak mungkin tidak ada bargaining atau tawar-menawar politik terkait pemilihan ketua MPR.
Politikus senior Partai Golkar Bambang Soesatyo resmi terpilih secara aklamasi, Kamis (3/10). Adapun pesaing kuatnya, politikus senior Partai Gerindra Ahmad Muzani mundur di menit-menit terakhir.
Muzani yang awalnya berambisi mengincar jabatan itu, mundur teratur setelah Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dengan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri menjalin komunikasi soal kursi ketua MPR.
Pengamat politik dari Universitas Al Azhar Indonesia, Ujang Komaruddin mengatakan, mundurnya Muzani bisa saja ada deal-deal politik di belakang.
Seperti, kursi menteri untuk Gerindra akan bertambah dari janji awal. Dari dua seperti isu yang berkembang, bertambah menjadi tiga.
Dan, jatah kursi menteri untuk Golkar yang awalnya empat atau tiga seperti kabar yang beredar, bisa menjadi tiga atau dua.
Jelas Ujang, bargaining-bargaining seperti itu bisa saja terjadi di politik.
Di politik itu ada asas proporsional dan rasional," ujar Ujang kepada redaksi, Jumat (4/10).
Sebelumnya, kader Gerindra akan diplot menjadi ketua MPR. Dikabarkan, itu salah satu deal politik antara Megawati dengan Prabowo saat pertemuan pada 24 Juli 2019. (Rmol)