GELORA.CO - Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dianggap turun kelas jika menduduki kursi menteri pertahanan (Menhan) di kabinet kerja Presiden Joko Widodo.
Pengamat politik, Ireng Maulana mengingatkan Prabowo agar menempati Dewan Pertimbangan Presiden (Watimpres) ketimbang kursi Menhan.
Bukan tanpa alasan, menurut Ireng, Prabowo diperlukan untuk mem-backup pemerintah dalam urusan kepentingan nasional yang jauh lebih besar dan lebih krusial.
"Apabila kepentingan untuk mendukung pemerintahan Jokowi direpresentasikan dengan menempati jabatan tertentu, maka mungkin akan lebih elegan jika Prabowo mau mewakafkan dirinya masuk dalam jajaran Watimpres," tegas Ireng kepada wartawan, Selasa (8/10).
Ireng menambahkan, pada peran ini, Prabowo akan lebih bisa memperlihatkan kelasnya sebagai tokoh bukan sebagai bawahan atau pembantu presiden seperti menteri dalam kabinet.
"Publik tentu ingin menyaksikan kolaborasi yang konstruktif dari para tokoh misalkan antara Jokowi dan Prabowo dalam konteks Presiden dan Watimpres," tuturnya.
Jika Prabowo akhirnya hanya mengincar kursi Menhan, lanjut Ireng, maka perannya yang kuat dan dianggap sejajar dengan aktor politik arus utama di perpolitikan nasional akan memudar.
Tak hanya itu, sebagian besar orang akan menilai tingginya pragmatisme Prabowo ia hanya puas dengan kursi menteri.
"Posisi Menhan akan menjadikan dirinya menjadi bawahan presiden yang notabene adalah Jokowi yang dua kali bertarung dengan dirinya pada Pilpres. Bawahan tidak lagi sejajar apapun dalihnya," imbuhnya.
Alumni Lowa State University, Iowa (IA) Amerika Serikat, Program Master of Art in Political Science ini menuturkan, Prabowo masih menjadi rujukan kekuatan politik yang mewarnai dinamika demokrasi Indonesia.
"Sikap dan tindakan politik Prabowo masih ditunggu sebagai respon dari berbagai persoalan yang ada di tanah air. Kelihatan sekali Prabowo masih diperhitungkan sebagai salah satu kekuatan politik arus utama," pungkasnya. [rm]