GELORA.CO - Pertemuan Ketua Umum Gerindra dengan Ketua Umum Nasdem Surya Paloh, Minggu (13/10) dinilai sebagai sinyal Gerindra meminta persetujuan dari partai pendukung Jokowi-Maruf pada Pilpres 2019 lalu. Sebab, Gerindra banyak mengalami resistensi dari partai-partai koalisi Jokowi termasuk Nasdem.
Begitu kata Pengamat Politik dari Universitas Al Azhar Ujang Komaruddin kepada Kantor Berita Politik RMOL sesaat lalu di Jakarta, Senin (14/10).
"Tidak lain dan tidak bukan. Road Show-nya Prabowo ke ketum-ketum partai koalisi Jokowi adalah sebagai bagian dari strategi dan komunikasi politik Prabowo agar Gerindra diterima oleh partai-partai koalisi Jokowi," jelas Ujang.
Nah, mengingat Nasdem jadi pihak yang paling menunjukkan ketidaksukaannya jika Gerindra masuk dalam kabinet Jokowi-Maruf, maka Prabowo pun langsung membangun komunikasi politik ke Surya Paloh.
"Nasdem dkk menganggap Gerindra tidak berdarah-darah dan tidak berkeringat dalam memenangkan Jokowi di Pilpres 2019," kata Ujang."Untuk itu Prabowo melakukan pendekatan politik agar bergabungnya Gerindra ke koalisi Jokowi berjalan lancar, genah, dan merenah."
Selain itu, Gerindra sudah dipastikan hampir 100 persen akan bergabung dengan Kabinet Kerja Jilid II Jokowi-Maruf. Bukan tanpa sebab, menurut Ujang, antara Jokowi dan Gerindra sama-sama diuntungkan.
Hampir 99,9 persen (Gerindra masuk pemerintahan). Keuntungan Gerindra mendapatkan kursi kabinet di pemerintahan Jokowi, akan menjadi kekuatan baru di koalisi Jokowi karena Gerindra partai pemenang kedua dengan suara nasional tertinggi kedua," kata Ujang.
"Keuntungan Jokowi. Menambah kekuatan untuk mem-back up kekuasaan dan pemerintahannya. Juga untuk menaklukkan para oposisi," tandasnya. (Rmol)