Perut Wiranto Ditusuk, Politikus DPR Kritik Lemahnya Intelijen TNI-Polri-BIN

Perut Wiranto Ditusuk, Politikus DPR Kritik Lemahnya Intelijen TNI-Polri-BIN

Gelora Media
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Anggota DPR RI menyoroti penyerangan terhadap Menko Polhukam wiranto oleh dua orang bersenjata tajam siang tadi. Frasksi PPP dan PKB pun kompak mempertanyakan soal lemahnya intelijen TNI-Polri.

"Penusukan kepada Menko Polhukam Wiranto menunjukkan bahwa lemahnya intelijen dari kepolisian dan TNI," kata Wasekjen PPP Achmad Baidowi (Awiek) kepada wartawan, Kamis (10/10/2019).

Menurut Awiek, peristiwa ini harus jadi evaluasi TNI dan Polri terkait pengamanan di lapangan. Apalagi, kata dia, pelantikan presiden-wakil presiden terpilih digelar sebentar lagi.

"TNI harus menjadi kewaspadaan kita semua menjelang pelantikan presiden. Sangat ironis pengamanan di lapangan sangat lemah. Harus dilakukan evaluasi terhadap standar pengamanan," tuturnya.

Selanjutnya, Awiek meminta keterangan bahwa pelaku terpapar paham ISIS segera ditindaklanjuti. Ia khawatir paham radikal bakal memecah belah bangsa.

"Jangan sampai paham radikalisme mewabah dan justru menjadi pemecah belah bangsa. Terakhir terkait protokoler pejabat negara harus diperketat," kata Awiek.

Hal senada juga disampaikan anggota DPR dari Fraksi PKB Maman Imanulhaq. Ia mempertanyakan bagaimana bisa pihak keamanan hingga Badan Intelijen Negara (BIN) kecolongan sehingga peristiwa penusukan terhadap Wiranto oleh teroris terjadi.

"Intinya ada masalah yang mengganggu keamanan dan stabilitas negara kita, aksi radikal ini akan jadi sorotan dunia, sosial media cepat sekali mengabarkan dan jelas akan mempermalukan kita, di mana kerja kepolisian dan intelijen? Kok bisa kecolongan," kata Maman, terpisah.

Dia juga memuji langkah Jokowi yang tegas terhadap pihak-pihak yang menganut faham radikalisme. Maman menilai apa yang dilakukan Jokowi dengan membubarkan HTI sudah tepat.

"Di sosial media, HTI berani tranding mengumbar pesan khilafah dan melakukan perlawanan terhadap sistem negara, toh dibiarkan saja. Kalau payung hukumnya kurang, di DPR kita buat agar aparat memiliki payung hukum melakukan pencegahan aksi radikalisme," tutur pengasuh Pondok Pesantren Al-Mizan, Majalengka itu.

Wiranto diserang pukul 11.50 WIB di Menes, Pandeglang, Banten. Dia ditusuk seorang pria berinisial SA alias Abu Rara. 

Abu Rara ditangkap polisi. Seorang perempuan yang diduga istrinya juga diamankan karena membawa senjata tajam.[tsc]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita