GELORA.CO - Kerusuhan yang terjadi di Wamena ternyata tidak semua diinginkan warga asli Papua. Hal itu terlihat ketika warga asli Papua membantu para pendatang. Bahkan, warga asli Papua memasang badan untuk keselamatan warga pendatang.
Ketua Asosiasi Bupati Pegunungan Tengah Papua, Befa Yigibalom menyampaikan pendatang dari seluruh suku bangsa yang ada di Pegunungan Tengah Papua terutama di Kabupaten Jayawijaya, diselamatkan oleh warga asli Wamena.
“Aksi mereka melakukan penyelamatan kepada warga pendatang ini tentunya harus diberikan apresiasi. Ini membuktikan jika tidak semua anak asli daerah di Pegunungan Tengah Papua ini membenci masyarakat non Papua. Mereka sangat mengasihi maupun familiar,” ungkapnya seperti dilansir Cendrawasih Pos (Jawa Pos Group), Kamis (3/10).
Pria yang menjabat sebagai Bupati Lanny Jaya mengatakan anak asli daerah menanggalkan pakaiannya untuk menjaga pertokoan milik warga non Papua. Hal ini dibuktikan dengan kondisi bangunan di bagian barat dan timur kota Wamena yang tidak terbakar, karena anak aksi Pegunungan Tengah Papua pasang badan.
“Di tengah terbakar. Timur dan barat tidak terbakar, karena anak daerah kami pasang badan menghalau keberutalan massa. Untuk itu, saya ingin memberitahukan seluruh masyarakat Indonesia dari Sabang sampai Merauke bahwa penduduk di Pegunungan Tengah Papua ini penuh dengan kasih dan mereka melindungi,” tegasnya.
Peristiwa kerusuhan 23 Sepetember kemarin itu sangat disesalkan. Kejadian itu menurutnya pekerjaan setan yang begitu cepat seperti petir, sehingga aparat keamanan maupun masyarakat tak bisa membaca. Namun yang perlu diingat, bahwa seluruh warga non Papua di Pegunungan Tengah Papua khususnya Jayawijaya itu dilindungi.
“Tak hanya banyak keselamatan dari warga non Papua yang dilindungi, fasilitas mereka juga banyak yang dilindungi oleh anak –anak daerah Pegunungan Tengah Papua,” tuturnya.[jpc]