GELORA.CO - Kehadiran mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD sebagai Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) membuat mantan Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah optimies menatap negeri.
Pasalnya, Mahfud adalah seorang pemikir dan masalah polhukam di negeri ini tidak bisa diurai dengan otot dan otak kecil.
“Hanya otak besar yang bisa mengurai. Pendekatan demokrasi itu rumit dan karena itu mahal,” tegasnya dalam akun Twitter pribadi, Minggu (27/10).
Salah satu yang menjadi sorotan Fahri adalah isu radikalisme yang mencuat kembali. Bahkan dia menyebut isu ini sudah menjelma sebagai industri para elite politik, di mana pejabat menakut-nakuti bangsa ini dengan isu radikal yang dituduhkan kepada kelompok Islam.
“Ini sudah merusak banyak sekali modal sosial kita. Tidak mudah dikembalikan,” sambungnya.
Pendiri Garbi itu mengaku heran lantaran isu ini berhasil membuat Indonesia yang mayoritas berpenduduk Islam percaya bahwa radikalisme ada di mana-mana dan mengancam negara kesatuan.
“Ajaib. Contoh dari satu dua ceramah dari ribuan ceramah setiap hari di seluruh Indonesia di-copy dan dijadikan alat bukti,” lanjutnya.
Untuk itu, Fahri menilai Mahfud MD sebagai pengganti Wiranto memiliki tugas berat dalam merevisi narasi radikalisme, yang telah membuat orang-orang moderat menjadi radikal. Sebab mereka kesal dengan cara kerja aparat negara di bidang ini.
“Alhamdulillah kita juga punya Menteri Pertahanan (Prabowo) yang paham soal ini,” tegasnya.
Lebih lanjut kepada Mahfud, Fahri meminta agar bisa menertibkan orang-orang tersebut. Caranya dengan mengajak para tokoh agama bersatu. Ulama, pendeta, pedanda, pastor dan bhiksu, dan lain lain telah menjadi pahlawan kerukunan sepanjang republik ini ada.
“Jadi tolong tertibkan para pedagang isu radikalisme dari negara. Pensiunkan mereka secepatnya,” pungkasnya. [rm]