Lagi, Ribuan Mahasiswa UIN Jakarta Kembali Geruduk Gedung DPR

Lagi, Ribuan Mahasiswa UIN Jakarta Kembali Geruduk Gedung DPR

Gelora Media
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Ribuan mahasiswa dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarief Hidayatullah Jakarta kembali turun ke jalan. Tuntutan mereka sama seperti sebelumnya, yakni mendesak presiden Joko Widodo (Jokowi) agar menerbitkan Perppu untuk membatalkan UU KPK dan sejumlah RUU bermasalah.

Selain itu, mendesak pembentukan tim independen untuk mengusut tuntas kematian dua orang mahasiswa Universitas Halu Uleo (UHO), Kendari, Sulawesi Tenggara, Imawaan Randi dan Yusuf Kardawi.

Humas Aksi Dewan Eksekutif Mahasiswa Universitas (DEMA) UIN Syarief Hidayatullah Jakarta, M Fuad Dzulqornain saat dikonfirmasi menyebut bahwa mahasiswa UIN Jakarta akan kembali menggeruduk gedung DPR RI Selasi (30/9) siang ini.

Fuad mengatakan, mahasiswa UIN Jakarta masih membawa tuntutan yang sama seperti pada aksi kemarin.

"Sekitar 1000 mahasiswa turun ke jalan. Kita bawa tuntutan sama kaya kemaren ini kan pelantilan anggota DPR," kata Fuad kepada Kantor Berita Politik RMOL sesaat lalu di Jakarta, Senin (1/10).

Sementara itu, Wakil Ketua DEMA UIN Jakarta Rizki Ari Bowo menyesalkan dan mengutuk keras segala bentuk tindakan kekarasan yang kembali dilakukan oleh oknum aparat keamanan saat mengamankan aksi-aksi mahasiswa semalam.

Menurutnya, tindakan represif aparat tersebut jelas tidak sesuai Protap (Prosedur Tetap) Pedoman Pengendalian Massa (Dalmas). Karena itu, Bowo kembali menegaskan dan meminta Kapolri Jenderal Tito Karnavian untuk memerintahkan jajarannya agar tidak represif terhadap mahasiswa yang aksi. 

"Kita mendesak kepada Kapolri untuk mengintruksikan jajarannya agar tidak mengulangi lagi tindakan represif aparat kepolisian dalam mengawal unjuk rasa, agar tidak ada lagi korban yang berjatuhan," kata Bowo.


"Apa yang disampaikan Presiden Jokowi dengan realita dilapangan sangat berbanding terbalik. Hari ini kita bisa lihat aksi unjuk rasa mahasiswa menyampaikan pendapat kembali diwarnai dengan kekerasan dan intimidasi," demikian Bowo.(rmol)
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita