GELORA.CO - KPK menyoroti isi pidato Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang dinilai tak berisi pemberantasan korupsi. KPK mengingatkan praktik pemberantasan korupsi harus masuk dalam mimpi 2045 karena jika tidak, mimpi itu bisa bergeser ke tahun 2500.
"Jadi praktik pemberantasan korupsi ikut di dalamnya kalau tidak ya mimpi 2045 bisa geser ke 2500. Misalnya jadi kita semua harus sepakat dulu dalam pidato termasuk di dalamnya penegakan hukum hukum dan lembaga anti korupsi yang credible," kata Wakil Ketua KPK Saut Situmorang, Minggu (20/10/2019) malam.
Menurut Saut, dalam mimpi 2045 itu secara implisit terkandung niat untuk memberantas korupsi. Jika tak ada pemberantasan korupsi, maka sulit untuk mencapai mimpi itu.
"Di pidato ada disinggung mimpi NKRI tahu 2045, jadi secara implisit pasti termasuk didalamnya pemberantasan korupsi sebab mimpi anda tahun 2045 akan sulit tercapai kalau perilaku korupsi masih terus berlanjut," ujar Saut Situmorang.
Dia menilai ada harapan dari Jokowi agar Indonesia di tahun 2045 bisa terbebas dari korupsi. Salah satunya dengan meningkatnya peringkat indeks persepsi korupsi Indonesia.
"Saya anggap Jokowi bicara mimpi 2045 itu di dalamnya negara minim korupsi untuk tidak mengatakan atau maksa indeks persepsi korupsi harus 75 atau 85 agar mengikuti UU 45 kita saat ini yang mengatakan ekonomi harus dijalankan dengan efisien," ucapnya.
Sebelumnya, Jokowi membeberkan terkait mimpi Indonesia sekaligus target buat kerjanya di priode kedua ini. Pidato itu disampaikan Jokowi dalam pidato perdananya, setelah dilantik sebagai presiden dan wakil presiden Ma'ruf Amin. Berikut penggalan isi pidatonya:
Mimpi kita, cita-cita kita di tahun 2045 pada satu abad Indonesia merdeka mestinya, Insya Allah, Indonesia telah keluar dari jebakan pendapatan kelas menengah. Indonesia telah menjadi negara maju dengan pendapatan menurut hitung-hitungan Rp 320 juta per kapita per tahun atau Rp27 juta per kapita per bulan. Itulah target kita. Target kita bersama.
Mimpi kita di tahun 2045, Produk Domestik Bruto Indonesia mencapai US$ 7 triliun. Indonesia sudah masuk 5 besar ekonomi dunia dengan kemiskinan mendekati nol persen. Kita harus menuju ke sana. Kita sudah hitung, sudah kalkulasi, target tersebut sangat masuk akal dan sangat memungkinkan untuk kita capai. Namun, semua itu tidak datang otomatis, tidak datang dengan mudah. Harus disertai kerja keras, dan kita harus kerja cepat, harus disertai kerja-kerja bangsa kita yang produktif. Dalam dunia yang penuh risiko, yang sangat dinamis, dan yang kompetitif, kita harus terus mengembangkan cara-cara baru, nilai-nilai baru. Jangan sampai kita terjebak dalam rutinitas yang monoton. [dt]