Penulis: Setiawan Budi
Pak.. Mahasiswa rusuh, anak STM ikut rusuh. Korban dari mahasiswa 2 orang meninggal dunia karena peluru tajam, dan puluhan lainnya terluka karena tindakan aparat. Apa solusinya pak…?
Dia hening, terlihat sibuk dengan urusan lain.
Pak..
Papua membara, wamena banyak korban di sana. Mereka butuh penanganan segera. Berikan solusi agar masalah di wamena bisa terselesaikan dan semua masyarakat papua bisa aman beraktifitas. Ada undangan buat bapak untuk datang kesana. Sudikah bapak datang ke papua..?
Dia kembali tak berkata, hanya melakukan aksi bersepeda bertandem ibu negara. Tersenyum seolah semua ancaman perpecahan negeri tidak ada.
Lalu, kemarin dirinya mengundang para musisi yang mempunyai nama di jamannya. Ada sebuah kesepakatan yang di jalankan. Menggelar konser kebangsaan, yang tanggalnya kebetulan sesuai hari pelantikan.
Tanggal 18-20 acara di rencanakan. Penutupan acara, tanggal 20 oktober dimana dirinya di lantik untuk ke-2 kalinya.
Ada apa ini pak?
Kami meminta solusi, kami meminta penanganan dan kerja atas keributan selama 1 bulan ini. Mengapa justru konser artis tua yang di majukan? Jika konser kebanggsaan itu bertujuan merekatkan kembali persatuan dan kesatuan, mengapa cibubur yang di pilih sebagai lokasi?
Mengapa bukan wamena di mana persatuan NKRI sedang terancam di sana?
Benar-benar tak ada hati. Baik presiden maupun para musisi tua itu sama saja. Bangga karena di undang ke istana, membuat mereka mengangguk apa saja permintaan kepala negara. Saya pikir, ada sesuatu di istana yang membuat orang akan selalu mengangguk setuju atas apa yang di bicarakan di sana.
Ketua buruh yang keras suaranya, kemarin pun menjadi lunak berkata. Istana horor, menyimpan aura mistia karena bisa mengubah pemikiran orang kala air minum sudah masuk tenggorokan.
Sebagai rakyat indonesia, saya pribadi gak membutuhkan konser kebangsaan itu. Dan saya yakin saudara di papua maupun para peserta aksi selama ini pun gak butuh acara hura’hura yang habiskan uang negara.
Beberapa bulan lalu, juga ada acara kebangsaan di jawa tengah. Anggaran 18M habis dalam 1 hari. Semua elemen di undang, ada kyai ternama juga datang ke sana. Tujuannya mulia, merekatkan kembali indonesia yang di anggap terpecah.
Namun apa hasilnya..?
Uang habis percuma, namun tujuan tidak di dapat karena niatnya memang sekedar ceremony tanpa perlu di bawa ke hati. Dan sekarang, kembali ingin di ulang lagi. Berapa milyar uang akan habis untuk acara 1 hari? 5M..10M atau 30M?
Sementara itu, sumatera barat sedang menggalang dana. Memanggil anak rantau berpartisipasi membantu saudara di wamena pulang ke kampung halamannya. Membutuhkan dana 2,5M saja, namun anggaran daerah tidak ada karena penggunaannya sesuai pengajuan.
Akhirnya jalan mengemis pada anak negeri yang peduli di jalankan. Membawa kotak sumbangan untuk meminta partisipasi. Hanya 2,5M dana yang di butuhkan. Ketidak mampuan negara hadir, membuat daerah bergerak menyelamatkan keturunannya.
Andai saja di istana kemarin adalah manusia yang berunding, pastinya akan ada penolakan atas konser kebangsaan yang di adakan.
Andai saja ada kepedulian seorang manusia di istana, pastinya ada yang berkata bahwa lebih baik membantu saudara di wamena, memberikan santunan pada korban kekerasan aparat dari pada menggelas pesta kemenangan periode ke-2 berbungkus acara kebangsaan.
Sayangnya, mereka bukan manusia. Wujud mereka saja seperti manusia, namun hati dan otaknya bukan milik manusia. Nama besar artis hanya sebuah hiasan di dinding. Dingin hatinya, dan mati empatinya.
Lebih mulia hati selebgram yang sering di bully, Awkarin dan Young Lex.
Mereka berani turun ke lokasi memberikan bantuan pada mahaiswa, dan memberikam beasiswa pada anak STM yang membawa bendera merah putih. Walau terbilang baru menjadi seleb, namun empati mereka ada. Sering di bully netizen, gak membuat mereka membutakan kepedulian.
Ini udah gila…
Ketika pemimpin mati hati, ketika pemujanya gak ada otak, maka kita akan sering melihat kelakuan rendahan dari sosok yang mengaku manusia. Di saat ada yang berurai air mata meminta perhatian, justri kesenangan yang di tampilkan.
Luar biasa presiden…sukses merangkul artis agar mengikuti langkah diam mu. (*)