GELORA.CO - Kelompok Kurdi di Suriah atau yang dikenal dengan nama Pasukan Demokratik Suriah (SDF), mengumumkan kesepakatan awal dengan pemerintahan Damaskus terkait dengan penempatan pasukan Suriah di dekat perbatasan dengan Turki (Minggu, 13/10).
Langkah ini diambil setelah Amerika Serikat menarik mundur 1.000 pasukannya dari wilayah Kurdi di Suriah. Hal itu membuka jalan masuk bagi Turki untuk melancarkan kampanye militer terhadap kelompok Kurdi di Suriah yang dianggap mereka sebagai teroris.
Tidak tanggung-tanggung, Turki melancarkan serangan bukan hanya melalui darat, tapi juga udara.
Milisi Kurdi yang merasa dikhianati oleh Amerika Serikat segera merapat ke pemerintah Suriah.
Dalam kesempakatan terbaru yang dijalin dengan Damaskus, pasukan Kurdi menggambarkannya sebagai langkah penting untuk menghentikan serangan.
"Untuk mencegah dan menghadapi agresi ini, sebuah kesepakatan telah dicapai dengan pemerintah Suriah, sehingga tentara Suriah dapat mengerahkan sepanjang perbatasan Suriah-Turki untuk membantu SDF," begitu pernyataan yang dirlis kelompok Kurdi Suriah, seperti dimuat Channel News Asia.
SDF sebelumnya telah memperingatkan bahwa kampanye militer Turki akan menyebabkan krisis kemanusiaan besar dan membuat eks militan ISIS yang ditahan, bersatu kembali.
Di sisi lain, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, mengabaikan ancaman sanksi dan menegaskan bahwa tujuan dari kampanye tersebut adalah untuk membangun "zona keamanan" yang akan meluas 30 hingga 35 kilometer ke Suriah dan berjalan dari wilayah Kobane ke Hasakeh, dengan bentangan 440 kilometer. (Rmol)