GELORA.CO - Dosen Universitas Tarumanagara (Untar) Dr Dr Yenita SE MM MBA MSi MT MH MPD MAK ME MIKOM MMSI dapat penghargaan dari Museum Rekor Indonesia (MURI) atas keberhasilannya meraih 13 gelar. Proses akedemik itu ditempuh dengan perjuangan. Lalu apakah ia akan mengejar gelar ke-14?
"Jangan dulu, nanti aku nggak married-married," kata Yenita saat berbincang dengan detikcom, Jumat (4/10/2019).
Obsesi mengejar ilmu membuatnya sedikit terlena akan kehidupan pribadinya. Seperti main musik hingga traveling. Ia sempat pacaran tetapi tak bertahan lama karena sedang serius kuliah.
"Hobby banyak belum sempat terjalani. Hidup itu buat kuliah. Pada waktu itu mikirnya begitu. Aku senang traveling, nonton," tutur Yenita.
Keseriusan meraih ilmu bukan isapan jempol. Hal itu terbukri dengan IPK 4,00 sebanyak 3 kali, IPK cum laude sebanyak 9 kali serta 6 kali lulusan terbaik.
"Seminggu aku hampir mengerjakan 20 list tugas. Aku mikir kalau aku hangout atau pergi dengan teman-teman menghabiskan waktu 5 jam, tambah makan, tambah ngobrol, aduh aku bisa mengerjakan berapa paper itu ya," kata Yenita.
Sebagaimana diketahui, pemberian Rekor MURI kepada Yenita itu dilakukan dalam acara Dies Natalis Untar ke-60 di di Gedung lt 8 Auditorium Untar, Jalan Letjen S Parman Nomor 1 Jakbar, Kamis (3/10) kemarin. Acara dihadiri oleh civitias akademika dan mahasiswa Untar.
Penghargaan diberikan oleh Wakil Direktur MURI Osmar Semesta Susilo kepada Yenita yang dididampingi oleh Rektor Untar Prof Agustinus Purnairawan.
Foto: Yenita (wildan/detikcom)
|
"Jadi kita memberikan penghargaan untuk Yenita itu berarti dia sudah mendapatkan MURI untuk gelarnya yang terbanyak, gelar master dia yang terbanyak berarti tadi sudah dicek udah ada 10 gelar master. Memang belum pernah ada gelar master sebanyak itu. Makanya itu kita berikan piagam penghargaan untuk Bu Yenita," kata Osmar.
Rektor Untar menyatakan bangga dengan apa yang telah diraih Yenita. Hal itu diharapkan memberikan semangat kepada civitas kampus untuk terus berprestasi di segala bidang.
"Menurut saya itu sesuatu yang luar biasa itu bisa memotivasi teman-teman yang kesulitan belajar. Misalnya tidak mau lagi mengambil master, doktor. Sekarang kan ada temen yang bisa mengatur bagaimana proses pembelajaran tapi juga dia studi lanjut. Jadi saya ikut bangga terhadap prestasi ini dan mudah-mudahan nanti banyak menular," ujar Purnairawan.[dtk]