Jika Jokowi dan Prabowo Bersatu demi Kekuasaan, Said Didu: Gak Usah Lagi Pilpres, Gak Ada Gunanya

Jika Jokowi dan Prabowo Bersatu demi Kekuasaan, Said Didu: Gak Usah Lagi Pilpres, Gak Ada Gunanya

Gelora Media
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Mantan Sekretaris Kementerian BUMN, Said Didu meminta Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Prabowo Subianto untuk menunjukkan alasan keduanya bersatu adalah untuk menyejahterakan rakyat.

Seperti diketahui, Prabowo Subianto kini ditunjuk Jokowi untuk menjadi Menteri Pertahanan di kabinet baru.

Said Didu mengungkapkan, Jokowi dan Prabowo harus menunjukkan tujuan keduanya kini bergabung adalah untuk menyejahterakan rakyat, bukan demi kekuasaan.

Dilansir TribunWow.com, hal itu disampaikan Said Didu dalam acara 'Indonesia Lawyers Club', Selasa (22/10/2019).

"Prabowo dan Jokowi harus menunjukkan bahwa memang mereka bergabung untuk menyiapkan sajian yang enak untuk rakyat, bukan berpesta kekuasaan," kata Said.

Ia lantas menyinggung tentang istilah 'Puasa' yang kerap digunakan untuk menggambarkan partai politik yang berada di luar pemerintahan.

"Tadi saya kurang setuju istilah puasa, karena seakan-akan politik ini kalau tidak dalam kekuasaan berpuasa, memang kalau di dalam itu banyak makanan?," tanya Said.

"Saya sudah 30 tahun sama saja, saya sudah di luar juga sama saja."

Said menambahkan, istilah 'Puasa' yang kerap digunakan itu dapat menimbulkan asumsi yang keliru di masyarakat.

"Istilah puasa kalau tidak masuk kekuasaan masyarakat memandang 'Oh kalian di dalam pesta-pesta?', istilah itu menurut saya dihilangkan," kata Said.

Said mengungkapkan partai politik di luar dan di dalam pemerintah memiliki hak yang sama, termasuk dari segi jumlah gaji.

"Di luar juga tidak berpuasa sebenarnya, sama saja, kan yang oposisi, yang tidak oposisi kan sama saja gajinya," imbuh Said.

"Enggak tahu kalau yang di dalam gajinya gede enggak juga kan Pak Fahri kan?," kata dia menambahkan.

Said lantas kembali membahas tentang bergabungnya Prabowo dalam kabinet baru Jokowi.

Menurutnya, jika Jokowi dan Prabowo gagal menunjukkan hasil kerja yang baik, maka dampaknya akan sangat besar.

"Jadi kalau ini gagal, dampaknya terhadap bangsa ini sangat besar," ucap Said.

Menurutnya, politik akan mendapat dampak paling besar jika Jokowi dan Prabowo gagal menunjukkan tujuan keduanya bergabung adalah untuk kepentingan rakyat, bukan untuk kekuasaan.

"Jadi kalau Pak Jokowi dan Pak Prabowo gagal menunjukkan bahwa memang dia bersatu untuk memperbaiki rakyat tanpa melihat partai maka politik kita sudah akan hancur," kata Said.

Ia melanjutkan, tidak diperlukan lagi pilpres jika keduanya memang bersatu untuk kepentingan kekuasaan.

"Karena apa? Partai politik sudah tidak percaya lagi, pilpres enggak usah ada lagi, enggak ada gunanya kok mereka mau pesta pora," ujar Said.

Said lantas menyinggung tentang pernyataan Effendi Ghazali yang menyebutkan bahwa fenomena oposisi masuk dalam kabinet hanya terjadi di Indonesia.

"Tadi Prof Effendi Ghazali menyatakan tidak ada teorinya, betul tidak ada teorinya, jadi siapa tahu kita menciptakan teori baru," ucap Said.

Simak video selengkapnya berikut ini menit 6.58:




Dalam kesempatan yang sama, Said Didu sebelumnya juga menyinggung tentang Pilpres 2019.

Seperti diketahui, Prabowo dan Jokowi sempat bersaing memperebutkan kursi presiden dalam Pilpres 2019 lalu.

Said Didu mengaku menghormati keputusan Jokowi menjadikan mantan rivalnya di Pilprs 2019 lalu itu sebagai menteri.

Menurutnya, dalam menjalankan keputusan tersebut Jokowi dan Prabowo sama-sama berkorban.

"Saya menghormati bahwa keduanya sama-sama berkorban, Jokowi dan Prabowo dua-duanya juga bekorban, Jokowi dimaki-maki, Prabowo juga dimaki-maki. Semua berkorban," ucap Said.

Namun, Said mempertanyakan tentang tujuan keduanya kini bersatu dalam pemerintahan seusai bersaing dalam pilpres.

"Apakah mereka berkorban untuk berpesta sepiring berdua atau kah ingin menyiapkan makanan yang enak kepada rakyatnya? Ini pilihan bagi mereka berdua," ujar Said.

Menurutnya, pengorbanan keduanya lebih sedikit dibandingkan dengan nyawa yang dikorbankan saat pilpres lau.

"Tetapi pengorbanan mereka berdua masih lebih sedikit dibandingkan dengan nyawa korban sejak pemilu pilpres berlangsung," ucap Said.

Ia lantas meminta seluruh pemirsa mendoakan arwah korban Pilpres 2019.

"Jadi saya mohon pemirsa hadirin semua mari kita doakan korban pilpres 201," kata Said.

Said juga meminta Ali Mochtar Ngabalin dan Dahnil Anzar yang juga menjadi bintang tamu acara tersebut untuk menyampaikan hal tersebut pada Jokowi dan Prabowo.

"Ini jangan dilupakan, mungkin Ustaz Ali, Mas Dahnil menyampaikan kepada Pak Jokowi, Mas dahnil menyampaikan pada Prabowo," ucapnya.

"Ingat korban nyawa dari persaingan bapak berdua, arwahnya banyak, itu saya pikir pengorbanan bapak berdua lebih kecil dari pada nyawa mereka," kata Said menambahkan.

Ia menyatakan, Jokowi dan Prabowo harus memikirkan tentang korban nyawa dalam Pilpres 2019 lalu.

"Itu yang saya pikir harus ada ditanamkan harus ada di jiwa mereka berdua," ujar Said.[tn]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita