GELORA.CO - Raksasa teknologi China Huawei mengklaim mengalami sekitar 1 juta serangan siber dalam sehari, baik dari dalam maupun luar negeri.
Dikabarkan Japan Times (Sabtu, 12/10), Wakil Presiden Senior Huawei John Suffolk menjelaskan bahwa serangan siber itu tampaknya ditujukan untuk mencuri teknologi 5G yang dikembangkan oleh Huawei.
Suffolk, yang bertanggung jawab atas keamanan siber, mengatakan Huawei berhasil menangkal sebagian besar serangan siber. Namun beberapa komputer tipe lama telah terpengaruh oleh serangan tersebut.
Namun dia menambahkan bahwa pihak perusahaan belum mengidentifikasi sumber serangan.
Suffolk menambahkan, serangan siber yang terjadi yang dilakukan termasuk jenis pencurian informasi rahasia dengan mengirimkan virus komputer melalui email.
Huawei sendiri diketahui telah memperoleh banyak paten untuk 5G. Teknologi ini beroperasi di sekitar 170 negara dan wilayah di dunia.
Teknologi 5G akan memungkinkan transmisi data dalam jumlah besar dengan kecepatan sangat tinggi. Hal ini memungkinkan perangkat telekomunikasi untuk terhubung ke hampir semua produk dan layanan, termasuk yang terkait dengan urusan militer, melalui jaringan nirkabel.
Klaim soal serangan siber terhadap Huawei bukan kali ini dikemukakan. Awal bulan lalu, pihak Huawei dalam sebuah pernyataan mengatakan bahwa pemerintahan Presiden Amerika Serikat Donald Trump telah meluncurkan serangan ciber untuk menyusup ke intranet dan sistem informasi internal Huawei. (Rmol)