GELORA.CO - Raut wajah gembira nampak pada ratusan pengungsi Wamena saat tiba di Lanud Abdulrachman Saleh, Kabupaten Malang. Mereka sungguh bersyukur bisa tiba di Jawa Timur. Seakan ingin melupakan tragedi yang memilukan saat kerusuhan pecah di Wamena beberapa waktu lalu.
Salah satunya adalah Widodo (49), yang mengaku asal Kota Blitar ini. Dia merupakan salah satu keluarga dari 120 pengungsi yang pulang diangkut pesawat Hercules A-1350 ke Lanud Abdulrachman Saleh.
Saat ditemui detikcom, Widodo tengah memangku salah satu putranya di tempat duduk yang disediakan Lanud Abdulrachman Saleh di ruang VVIP bersama ratusan pengungsi lain.
Sejak 1970 Widodo kecil tumbuh besar di Papua hingga menikahi warga Banyuwangi dan dikaruniai empat orang anak. Di sana Widodo bekerja sebagai driver hingga memiliki rumah toko (toko), beserta kontrakan di kawasan Pikie, Wamena atau berdekatan dengan Jalan Trans Papua.
Peristiwa yang terjadi membuatnya ingin kembali ke tempat asal orang tuanya, yakni Blitar. Dia bersama keluarga belum memikirkan untuk kembali ke Wamena.
"Ini mau pulang ke Blitar, istri saya orang Banyuwangi. Saya punya empat anak dan semua selamat. Meski rumah kami habis dibakar. Bukan saja itu, satu mobil dan 10 motor yang sebagian milik orang kontrak juga dibakar," tuturnya, Selasa (2/10/2019).
Dia mengatakan, pagi itu sekitar pukul 9 pagi waktu Papua, sekelompok orang berdatangan dan langsung mengamuk mencari para pendatang. Siapapun pendatang dilukai bahkan dibunuh dan tempat tinggalnya dibakar habis sampai rata dengan tanah.
"Banyak korban orang pendatang, kami salah satu sasarannya. Makanya rumah kami ikut dibakar. Beruntung kami bisa selamat saat itu," terangnya.
Setidaknya 120 pengungsi Wamena diterbangkan ke Lanud Abdulrachman Saleh menggunakan pesawat Hercules A-1350 dari Jayapura. Yang terdiri dari 105 orang dewasa dan 15 anak-anak. Mereka tiba di Lanud Abdulrachman Saleh sekitar pukul 3 sore.[dtk]