GELORA.CO - Gubernur Jawa Barat (Jabar) M Ridwan Kamil atau Emil mengungkap cerita kelam Uak-nya (paman) yang menjadi korban Partai Komunis Indonesia (PKI).
“Saya pribadi punya kenangan pahit terhadap peristiwa ini, karena uwa saya meninggal oleh gerombolan PKI. Jadi itu salah satu memori kelam bangsa ini yang hadir di keluarga saya,” kata Gubernur Emil seusai menjadi pembina upacara peringatan Hari Kesaktian Pancasila 2019 di Gedung Sate, Kota Bandung, Selasa (1/10).
Orang nomor satu di Provinsi Jawa Barat ini mengajak seluruh warga Indonesia, khususnya warga Jawa Barat untuk mendoakan seluruh warga Indonesia yang gugur karena PKI.
“Kita doakan juga mereka-mereka yang jadi pahlawan revolusi menjadi catatan sejarah, agar jangan sia-sia pengorbanan para jenderal itu, menjadikan semangat bangsa maju,” kata dia.
Dia mengatakan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) tidak lepas dari keberhasilan bangsa Indonesia mempertahankan dan mengimplementasikan Pancasila dalam kehidupan berbangsa serta bernegara.
“Sampai saat ini sejarah telah membuktikan, banyak pihak-pihak yang ingin melemahkan dan mengganti Pancasila. Maka, rumusnya hanya satu, Pancasila dijaga dan dibela agar bangsa ini damai,” kata Emil.
Dalam upacara yang diikuti oleh ASN Setda Provinsi Jabar dan sejumlah kepala FKPD itu, Emil meminta pengorbanan pahlawan revolusi yang gugur manakala mempertahankan Pancasila dijadikan semangat untuk menjadikan Indonesia maju.
Apalagi, Indonesia diprediksi akan menjadi negara adidaya pada 2045. “Kita doakan juga dinamika hari ini cepat selesai supaya kita fokus menjaga pembangunan sampai akhirnya Indonesia adil makmur, dan adidaya,” katanya.
Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jabar berupaya menjaga Pancasila, khususnya di kalangan generasi muda, dengan meluncurkan program Jabar Masagi. Jabar Masagi merupakan program yang bertujuan untuk menguatkan fondasi generasi muda di Jabar dengan nilai-nilai pendidikan karakter.
Hal itu diwujudkan dengan mengembalikan pendidikan budi pekerti yang berdampak pada perilaku sosial. Yang mana nilai-nilai kearifan lokal Jabar menjadi dasarnya.
Dengan Jabar Masagi, generasi muda diharapkan dapat menjadi manusia berbudaya. Manusia berbudaya ini memiliki kemampuan untuk bisa belajar merasakan (surti/rasa), belajar memahami (harti/karsa), belajar melakukan (bukti), belajar hidup bersama (bakti/dumadi nyata).
“Kita ada program Jabar Masagi yaitu pendidikan karakter. Kamj tidak mau anak Jabar hanya pintar secara intelegensi saja, tapi juga memiliki kecerdasan emosi dan semangat Pancasila yang diterjemahkan dalam surti, harti, bukti, baktinya khas Jabar Masagi,” kata Emil. [ns]