GELORA.CO - Perayaan hari kelahiran Prabowo Subianto ke-68 di kediamannya, Jalan Kertanegara, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis (17/10/2019) malam berlangsung meriah. Dari dalam rumah sayup terdengar suara Melly Goeslaw melantunkan sejumlah lagu. Karangan bunga dalam berbagai bentuk tak henti-hentinya mengalir ke rumah megah bercat putih milik keluarga Ketua Umum Partai Gerindra itu.
Tetamu pun silih berganti datang. Keluarga, pejabat, pengusaha, seniman, sampai tokoh-tokoh politik. Diantaranya Ketua Dewan Pertimbangan Berkarya Siti Hediati Hariyadi alias Titiek Soeharto, Sandiaga Uno, Hashim Djojohadikusumo, Sekretaris Jenderal Partai Gerindra Ahmad Muzani, Wakil Ketua Umum (Waketum) Gerindra Edhy Prabowo, Waketum Sufmi Dasco Ahmad, dan sejumlah politikus Gerindra lainnya.
Menurut Dasco, para pengurus Gerindra setiap tanggal 17 Oktober punya kebiasaan berkumpul di Kertanegara untuk merayakan syukuran. "Ada sedikit kumpul-kumpul ala kadarnya untuk berdoa semoga kesehatan beliau bertambah baik dan segala sesuatunya berjalan lancar," katanya.
Namun ada yang tak biasa kali ini. Fadli Zon yang biasanya berada di dekat Prabowo tidak terlihat sosoknya di Kartanegara. Wakil Ketua Umum Partai Gerindra tersebut hanya memberikan ucapan selamat ulang tahun lewat akun twiternya @fadlizon.
"Selamat Ulang Tahun P @prabowo. Semoga selalu diberi kesehatan, Panjang umur, sukses. Selalu setia pada cita-cita bangsa dan berpihak pada kepentingan rakyat. Salam Indonesia Raya @Gerindra," demikian cuitan Fadli Zon.
Rumor dari internal Partai Gerindra menyebutkan, mantan Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) itu sedang tidak nyaman dengan nasib dirinya di Gerindra yang tidak menentu. Misalnya setelah tak lagi menjabat wakil ketua DPR, dirinya tak mendapatkan posisi yang jelas sampai saat ini.
Saat Prabowo menyambangi sejumlah ketua umum partai politik koalisi pendukung pemerintahan Jokowi, pria berdarah Minangkabau itu pun tidak pernah tampak mendampingi. Hanya Edhy Prabowo, Sufmi Dasco Ahmad, serta Ahmad Muzani yang terlihat saat Prabowo melakukan safari ke lawan politik mereka di Pilpres 2019.
"Dia mungkin lagi tidak happy saja. Soalnya kan dia selama ini paling keras kritik Jokowi tapi belakangan partai malah mendekat ke sana (Jokowi). Apalagi sekarang kan sudah tidak punya jabatan di DPR," ujar sumber dari internal Gerindra tersebut pada detikcom.
Belakangan, nama Fadli sempat dihembuskan jadi salah satu menteri yang diusung Gerindra, selain Edhy Prabowo. Namun kabar tersebut justru dianggap tak masuk akal oleh sejumlah petinggi parpol pendukung Jokowi. "Saya juga bingung termasuk, saya sorry ya, kalau Fadli Zon jadi menteri itu saya bingung juga," kata Sekjen PPP Arsul Sani, di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (17/10/2019).
Menurut Arsul, selama ini Fadli dianggap sosok yang selalu melontarkan kritikan keras kepada Jokowi. Tak hanya soal kebijakan pemerintah, kritikan salah satu pendiri Partai Gerindra itu sudah mengarah ke pribadi Jokowi. "Bingungnya bagaimana? Ya Karena kritiknya dia kan terhadap Pak Jokowi bukan hanya soal kebijakan, tapi personal gitu loh," katanya.
Menanggapi kabar kekecewaan Fadli Zon yang tidak lagi menjabat wakil ketua DPR dan tertutup peluangnya jadi menteri, Ketua DPP Partai Gerindra Habiburokhman membantah. Menurut Habiburokhman, koleganya saat ini justru sedang senang karena saat Rapimnas Gerindra beberapa hari lalu diberi penghargaan berupa sebilah keris sebagai hadiah menjadi salah satu kader terbaik.
"Fadli Zon justru sedang happy karena diberi keris oleh Pak Prabowo dan puisi-puisi yang selama ini dilontarkan ke publik juga dipuji Prabowo," kata Habiburokhman usai menghadiri acara syukuran ulang tahun Prabowo di Jalan Kertanegara.
Namun saat ditanya kenapa Fadli, politisi yang juga kolektor keris itu justru tidak datang pada acara syukuran Prabowo, Habiburokhman mengaku tidak tahu. "Kalau itu (kenapa tidak datang). Gue nggak tahu," ujar Habiburokhman sambil ngeloyor ke mobil Jeep Rubicon miliknya.
Analis politik dari Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Arya Fernandes mengatakan hubungan Fadli dengan Prabowo punya sejarah yang panjang. Karena itu, menurut Arya sepertinya Fadli masih jadi salah satu pengurus Partai Gerindra kepercayaan Prabowo.
Namun kontestasi kader-kader Gerindra untuk jadi orang yang paling dekat dengan Prabowo juga cukup tinggi. Apalagi dengan kembali masuknya Sandiaga Uno ke posisi yang dulu ditinggalkannya karena mencalonkan diri menjadi wakil presiden.
"Pertarungannya antar Waketum ada Arief Puyouno, Sufmi Dasco, ada Sekjen, Edhy Prabowo dan Fadli Zon. Kemudian Sandiaga. Memang mereka bersaing juga untuk mendapatkan kepercayaan Prabowo," ujar Arya.[dtk]