GELORA.CO - Pegiat media sosial Denny Siregar mengaku memiliki etika tersendiri dalam menggunakan media sosial.
Bahkan Denny Siregar menyebut dirinya adalah seorang influencer yang banyak diikuti warganet.
Hal itu disampaikan saat menjadi bintang tamu pada acara Q&A With Andini Effendi yang tayang di YouTube Q&A Metro TV, Minggu (6/10/2019).
Ketua DEMA UIN Syarif Hidayatulla Jakarta, Sultan Rivandi yang memberikan pertanyaan kepada Denny Siregar. (YouTube Q&A METRO TV) |
Pada acara tersebut, Ketua DEMA UIN Syarif Hidayatulla Jakarta, Sultan Rivandi meminta agar Denny Siregar membagikan etika bersosial media yang digunakan.
Sebelum menyampaikannya, Sultan menyinggung mengenai unggahan Denny Siregar yang tiba-tiba dihapus.
"Tadi Abang bilang, menghormati polisi makanya menghapus Twitter, kan begitu kira-kira. Lalu 'ya itu salah satu etika sosial media saya'," ucap Sultan.
"Emang etika dalam paham Abang itu kayak gimana sih, etika bersosial media kayak gimana coba Bang?," tambahnya.
Denny Siregar pun langsung mengaku tidak pernah menyebarkan berita-berita bohong melalui akun media sosialnya.
Ia juga mengaku akan meminta maaf bila sampai terjebak dalam berita hoaks.
"Saya tidak menyebarkan berta-berita bohong. Mencoba ya, jika nanti terjebak saya mencoba meminta maaf," ucap Denny Siregar.
Selain itu Denny Siregar juga menyebut dirinya selalu sopan dalam menggunakan media sosial.
Ia juga memberikan contoh seseorang yang disebutnya selalu berkata kasar dalam media sosialnya.
"Yang kedua saya tidak kasar. Saya tidak pernah menorehkan kata-kata seperti Bang Rocky misalnya 'D*ng*' gitu enggak," ujar Denny Siregar.
Selain itu Denny Siregar mengaku hanya ingin bertukar ide melalu tulisan di media sosial.
Namun selama ini, ia merasa banyak orang yang menyerangnya secara personal.
"Pernah ada kata-kata kasar dalam saya menyakiti hati seseorang, secara fisik?"
"Kalau bertarung ide, saya membutuhkan pertarungan ide, pertarungan narasi tulisan, bukan personal," ucap Denny Siregar.
Denny Siregar memang diketahui banyak mengunggah berbagai pembelaan untuk pemerintah.
Karena itulah, ia mendapat julukan sebagai buzzer dari pemerintah.
"Kata-kata buzzer buat saya adalah cara yang paling lemah untuk menghajar seseorang, ketika narasi yang di media sosial kalah dengan saya," jelas Denny Siregar.
Bagi Denny Siregar sebutan buzzer yang diperolehnya hanya digunakan untuk merusak reputasinya.
"Sehingga paling mudah menunjuk seseorang itu buzzer, untuk menghancurkan karakternya," ucap Denny Siregar.
Host Andini Effendi pun mengkonfirmasi mengenai sebutan buzzer yang disematkan pada sosok Denny Siregar.
"Dan Bang Denny paling enggak suka kalau dibilang buzzer?," tanya Andini.
Denny Siregar pun mengaku tidak memiliki masalah dengan sebutan buzzer pada dirinya.
Namun dari sebutan itu, ia merasa makna buzzer menjadi suatu nilai yang buruk.
Sedangkan Denny Siregar merasa dirinya adalah sosok influencer yang banyak dicari di media sosial.
"Enggak masalah sih buat saya, cuma pendangkalan. Apa sih arti buzzer? Kalau saya lebih kepada mungkin saya influencer. Tulisan saya meng-influencer," ujar Denny Siregar.
Ia juga menilai sosok buzzer tidak akan memiliki banyak pengikut pada media sosial yang digunakan.
Sedangkan hal itu berbeda dengan dirinya yang banyak diikuti warganet di media sosial.
"Buzzer itu lebih berupa dengungan. Banyak akun buzzer yang enggak banyak follower, yang hanya mendengungkan saja berita yang disampaikan kepada rakyat," jelas Denny Siregar.
Bahkan ia juga menyebut dari unggahan yang dibagikannya, banyak orang yang menyetujui pendapatnya.
"Tapi kalau saya, ketika saya menulis banyak orang setuju, banyak orang setuju tidak setuju tapi meng-influencer orang," ujar Denny Siregar.
Lihat video pada menit ke-12:32:
[tn]