GELORA.CO - Kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) masih mengganggu aktivitas masyarakarat. Salah satunya aktivitas pendidikan harus diliburkan di Kota Palembang, Sumatera Selatan hari ini, Senin (14/10). Asap akibat karhutla menyebabkan aktivitas pendidikan diliburkan.
Melalui pesan digital, Dinas Pendidikan Kota Palembang menginstruksikan kegiatan belajar mengajar di tingkat paud, TK, SD dan SMP negeri dan swasta diliburkan hingga batas yang belum ditentukan. Kegiatan belajar diliburkan sejak hari ini karena asap yang mengganggu dan membahayakan masyarakat.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Agus Wibowo mengatakan, kualitas udara dilihat dari indikator PM 2,5 pagi ini di wilayah Sumatera Selatan mencapai pada tingkat berbahaya atau pada angka 921.
"Kualitas udara tersebut seiring dengan jumlah titik panas atau hot spot di wilayah itu hingga mencapai 691 titik, atau tertinggi di antara wilayah lain, seperti Riau, Jambi dan beberapa wilayah Kalimantan," ujar Agus kepada wartawan sesaat lalu.
Penanganan darurat di wilayah Sumatera Selatan masih terus berlangsung hingga kini. BNPB sudah mengerahkan 7 helikopter untuk melakukan pengeboman air atau water-bombing. Air yang digunakan untuk pengeboman sudah mencapai 66 juta liter air, sedangkan operasi teknologi modifikasi cuaca (TMC) telah mengelontorkan sekitar 14 ribu garam (NaCl).
"Operasi udara ini didukung juga personel darat gabungan mencapai lebih 8.000 personel," sebut Agus.
Per 14 Oktober 2019 pukul 09.00 WIB, BNPB mencatat jumlah titik panas mencapai 1.184. Pantauan titik panas berdasarkan citra satelit modis-catalog Lapan dalam 24 jam terakhir. Dilihat dari sebaran titik panas di wilayah Sumatera, arah angin pada umumnya mengarah dari tenggara ke barat laut.
"Arah sebaran asap di Sumatera Selatan menyebar ke arah barat laut. Terpantau titik panas berada di wilayah-wilayah, seperti Kabupaten Ogan Komering Ilir, Banyuasin, Musi Banyuasin," kata Agus.
BMKG merilis citra sebaran asap pada hari ini tidak terdeteksi adanya transboundary haze atau asap yang melewati batas negara. Data tersebut diambil dari citra satelit Himawari pada hari ini. Dari citra satelit itu, terpantau persebaran asap di wilayah Sumatera dan Kalimantan.
Sementara itu, KLHK mencatat kualitas udara dengan parameter PM 2,5 di beberapa wilayah menunjukkan tingkat yang memburuk. Kualitas udara Jambi menunjukkan angka 235 sangat tidak sehat, Kalimantan Tengah 102 tidak sehat, Kalimantan Selatan 174 sangat tidak sehat dan Riau 51 atau tidak sehat.
"Sedangkan sebaran titik panas di beberapa wilayah sebagai berikut, Sumatera Selatan berjumlah 691 titik, Kalimantan Tengah 230 titik, Jambi 117, Kalimantan Selatan 28, Riau 16 dan Kalimantan Barat 12," demikian Agus Wibowo. [rmol]