GELORA.CO - Keputusan untuk mencopot Kolonel Kav Hendi Suhendi dari Komandan Distrik Militer (Kodim) 1417/Kendari mulai menuai kritikan. Salah satunya datang dari Aliansi Mahasiswa Sulawesi Tenggara (Sultra).
Mereka menyayangkan hukuman yang telah dijatuhkan kepada Hendi. Pasalnya, dalam tulisannya itu, istri Hendi tak pernah menyebut oknum tertentu. Hanya karena propaganda pihak yang tak bertanggung jawab maka belakangan cuitannya dimaknai menyinggung kasus penikaman Menkopolhukam Wiranto.
“Kami sangat menyayangkan keputusan KSAD mencopot Dandim Kendari, hanya karna propaganda pablik yang diduga dimainkan politik yang menyebabkan goyangnya internal TNI kebanggaan rayat,” ujar La Munduru.
Dikatakan, Aliansi Mahasiswa Sultra tetap memberi dukungan moral kepada Hendi. Meski begitu singkat menjabat, tapi telah memberikan kontibusi pada masyarakat Kota Kendari
“Dengan kehadiran beliau (Hendi), kondisi Sultra kondisif dari para begal yang meresahkan masyarakat selama ini,” ucap Munduru.
Di tempat yang sama La Ode Muh Yasir meminta, Presiden Joko Widodo untuk mencopot Menkopolhukam Wiranto karena banyak memberikan pernyataan kontroversi di tengah masyarakat yang menimbukan kegerahan.
“Salah satu pernyataan Wiranto yang kontroversi yaitu menyebut pengungsi gempa Maluku sebagai beban pemerintah. Kemudian, Papua aman-aman saja, ketika ada anggota TNI meninggal biarkan saja dan lain-lain. Pernyataan ini mencerminkan Menkopolhukan yang tidak mencintai rakyatnya,” tutupnya. [tg]