GELORA.CO - Pasukan khusus Amerika Serikat (AS), Delta Force, berhasil menggerebek lokasi persembunyian pentolan ISIS, Abu Bakr al-Baghdadi di Provinsi Idlib, Suriah, pada Sabtu, 26 Oktober 2019.
Meski tewas akibat bom yang menempel di rompi yang dipakai al-Baghdadi, namun penemuan tokoh teroris nomor wahid yang kepalanya dihargai US$25 juta atau Rp350 miliar itu sangat melegakan berbagai pihak.
Bahkan Presiden AS Donald Trump menyatakan bangga atas prestasi yang diraih militer AS tersebut. Kendati demikian, keberhasilan unit siluman andalan Paman Sam itu tidak lepas dari bantuan sejumlah informan yang memberikan keterangan berharga atau A1.
Salah satunya saudara ipar al-Baghdadi, Muhammad Ali Sajid al-Zobaie, yang ditahan sejak 2018. Mengutip situs The Guardian, Rabu, 30 Oktober 2019, mayoritas sumber berharga soal sepak terjang al-Baghdadi berasal dari mulut Ali Sajid.
Dengan status Sajid sebagai ipar al-Baghdadi, tabir keberadaan al-Baghdadi kian terang-benderang lantaran mengarah ke terowongan gurun dekat Qaim. Di terowongan itulah mereka menemukan lokasi rahasia berisi peta hingga senjata ringan.
Dari situ, mereka mendapat informasi bahwa pentolan ISIS itu berada di Barisha, desa dekat Provinsi Idlib, selama lima hari terakhir.
Abu Bakr al-Baghdadi diyakini berusaha untuk mengeluarkan keluarganya ke Turki berbekal bantuan dari pria bernama Abu Mohamed al-Halabi.
Selain Ali Sajid, informan lainnya yang berperan penting mengetahui keberadaan al-Baghdadi adalah Ismael al-Ethawi. Ia diketahui sebagai pembantu al-Baghdadi, seperti dikutip dari Indiatoday.
Mereka lalu mendapatkan "kepingan teka-teki yang hilang", seperti berbagai lokasi yang digunakan, atau taktik pertemuan al-Baghdadi.
Alhasil, diketahui bahwa al-Baghdadi sering bertemu para komandannya di minibus berisi sayur untuk menghindari deteksi.
Presiden AS Donald Trump menyatakan secara resmi bahwa pentolan teroris ISIS, Abu Bakr al-Baghdadi telah tewas. Menurut Trump, al-Baghdadi tewas dalam sebuah operasi militer yang dilakukan pasukan khusus AS di Provinsi Idlib, Suriah.
"Penjahat besar yang berusaha keras mengintimidasi orang lain. Tapi dia menghabiskan hari-hari terakhirnya dalam ketakutan. Dia panik dan takut ketika pasukan Amerika mendatanginya," kata Trump, seperti dikutip dari Aljazeera, Minggu, 27 Oktober 2019.
Ia lalu bercerita bahwa al-Baghdadi tewas akibat bom bunuh diri yang melekat di rompi yang menempel pada tubuhnya di sebuah terowongan buntu. Setelah dilakukan tes DNA maka mayat al-Baghdadi kemudian dibuang ke laut.
Trump juga memberikan selamat kepada militer AS yang sukses melumatkan pentolan teroris yang paling dicari di Suriah tersebut. Tidak ada korban jiwa dari pasukan AS.[vv]