Wamena Bergejolak, Pengamat: Untuk Apa Bernegara Kalau Cita-Cita Konstitusi Padam

Wamena Bergejolak, Pengamat: Untuk Apa Bernegara Kalau Cita-Cita Konstitusi Padam

Gelora Media
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Gejolak di Wamena dalam beberapa pekan terakhir telah menewaskan puluhan orang yang mayoritas korban meninggal adalah para pendatang.

Pengamat politik sekaligus Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting, Pangi Syarwi Chaniago pun menyesalkan insiden tersebut.

"Semoga ada sedikit simpati dan negara tersentuh nuraninya. Untuk apa bernegara kalau kemudian cita cita konstitusi padam? Amanat konstitusi absen," ujar Pangi saat dihubungi Kantor Berita Politik RMOL, Minggu (29/9).

Pangi yang merupakan putra asli Minangkabau ini mengingatkan Presiden Jokowi bahwa ada amanat konstitusi yang wajib dipenuhi.

“Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia," tegas Pangi.

Untuk saat ini, ia menilai negara belum sepenuhnya ada dan dirasakan masyarakat Papua.

Oleh karenanya, ia berharap seluruh masyarakat Tanah Air untuk turut serta memberikan sumbangsih pikiran demi menyelesaikan konflik di Bumi Cenderawasih.

"Kita hanya butuh sedikit nurani di sini. Kita bantu dengan apapun yang kita bisa agar mereka semua, saudara, sanak saudara kita yang ada di Wamena enggak diteruskan, dibantai oleh para kelompok radikal," jelas Pangi.

Sebulan terakhir, Papua diwarnai gejolak yang berujung pada perusakan fasilitas umum dan jatuhnya korban jiwa, terakhir terjadi kerusuhan di Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua.

Dalam kerusuhan di Wamena, 32 orang tewas. Sebagian besar korban tewas ditemukan dalam keadaan hangus terbakar, yang lainnya ada yang terkena sabetan benda tajam, panah, dan juga luka akibat benda tumpul. (Rmol)
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita