Unjuk Rasa Pecah Di Ibukota, 4 Demonstran Tewas

Unjuk Rasa Pecah Di Ibukota, 4 Demonstran Tewas

Gelora Media
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Gelombang demonstrasi turut terjadi di Haiti. Para pengunjuk rasa terlibat kericuhan dengan petugas keamanan yang membubarkan massa dengan menggunakan gas air mata dan senjata api di Ibukota Port-au-Prince, Jumat (27/9).

Al Jazeera melaporkan, rakyat Haiti memprotes pemerintah atas pelemahan nilai mata uang, inflasi hingga dua digit, kurangnya pangan dan bahan bakar, serta kasus korupsi pejabat pemerintahan.

Atas kegagalan pemerintah, rakyat Haiti meminta Presiden Jovenel Moise untuk mundur dari jabatannya.



Pada Jumat (27/9) lalu, unjuk rasa semakin besar. Keadaan semakin chaos ketika kerumunan rakyat yang marah justru menjarah toko, bank, ATM, dan apotek. Bahkan mereka pun membakar gedung di lingkungan elit Delmas dan Petion Ville.

Keputusasaan rakyat Haiti juga diluapkan dengan menelanjangi kantor polisi di Cite Soleil, mulai dari lembaran atap logam, perabotan, dan atribut polisi yang disimpan di sana.

Menanggapi hal ini, polisi justru melakukan tindakan kekerasan. Selain menembakkan gas air mata, polisi juga menembak pengunjuk rasa dengan peluru langsung. Alhasil, Jurubicara Kepolisian, Gary Desrosiers mengatakan empat orang tewas ditembak dalam demonstrasi pada 16 September hingga 25 September.

Menurut keterangan wartawan dari Al Jazeera, Manuel Rapalo, saat ini suasana sangat tegang dan aktivitas sehari-hari banyak terhenti di Port-Au-Prince. Pengunjuk rasa sudah memblokir jalan sejak Jumat pagi (27/9) dengan melakukan aksi bakar ban.

Guna meredakan ketegangan, Moise mengganti para petugas keamanan yang dituduh bertanggung jawab atas empat korban tewas. Moise juga membatalkan pidatonya di Majelis Umum PBB pada pekan ini.(rmol)
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita