GELORA.CO - Wakil Gubernur Sumatera Barat, Nasrul Abit mengatakan, kalau kondisi kualitas udara di Ranah Minang cenderung mengalami penurunan. Kategorinya terkadang sudah masuk dalam kondisi yang tidak sehat. Hal ini disebabkan asap dari titik api di Provinsi Riau, Jambi dan Sumatera Selatan.
Dari pengukuran, partikel debu (PM10) atau partikel debu ukuran 10 mikrometer yang terhisap langsung dan dalam kategori sedang dan kadang juga pada ukuran PM2,5 atau partikel yang masuk dalam kategori tidak sehat.
Penurunan kualitas udara tersebut diketahui setelah adanya pengukuran oleh Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) unit Observasi Global Atmosopheric Watch (GAW) Stasiun Pemantau Atmosfer Global Kototabang pada 12 September 2019.
"Ini pengaruh dari beberapa titik api yang mengarah ke Barat. Ada yang dari provinsi Riau, Jambi dan Sumatera Selatan. Harapan kita, segera datang hujan atau badai dari barat ke timur. Ini sudah mengganggu kesehatan masyarakat," kata Nasrul Abit, Jumat 13 September 2019.
Menurut Nasrul Abit, sebagai bentuk antisipasi, Pemprov Sumatera Barat saat ini sudah mengeluarkan surat edaran. Salah satunya, mengimbau kepada masyarakat, khususnya anak-anak sekolah untuk mengurangi aktifitas di luar ruangan.
Selain itu, untuk menghindari dampak negatif terhadap kesehatan masyarakat dan keselamatan berkendara, diminta kepada Bupati dan Walikota juga mengeluarkan imbauan agar masyarakat menghindari aktifitas di luar ruangan dalam waktu yang cukup lama.
"Juga kita mengimbau pihak sekolah untuk menunda kegiatan atau aktifitas sekolah di luar ruangan seperti olahraga, upacara dengan durasi waktu cukup lama, hingga kondisi udara membaik. Serta menggunakan masker apabila beraktifitas di luar ruangan jika aktifitas tersebut tetap harus dilakukan. pengendara juga diimbau menghidupkan lampu kendaraan bermotor pada saat berada di jalan raya," katanya. [vn]