Terkait Papua, Warganet Ini Membungkam Politikus PDIP Budiman Sudjatmiko

Terkait Papua, Warganet Ini Membungkam Politikus PDIP Budiman Sudjatmiko

Gelora Media
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Politikus Partau Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Budiman Sudjatmiko dibungkam warganet bernama Ario Bayu ketika berbicara masalah Papua.

“Ngga ada itu cara konstitusional dan damai ala Spanyol ke Catalonia, Mas @budimandjatmiko. Kejadian masih baru kok. Di 2017 kemarin. Ketika Parlemen Catalonia mengadakan referendum, rakyat Catalonia mayoritas memilih untuk merdeka, lalu PM Spanyol Mariao Rojay (cont),” kata Ario Bayu di akun Twitter-nya @uyaboira.

Ario berkomentar seperti itu menanggapi kicauan Budiman Sudjatmiko: “Mari kita atasi persoalan di Papua dgn cara konstitusional & damai. Kita bisa belajar dr bagaimana Spanyol menangani isu Catalonia ..bukan spt Yugoslavia yg berdarah2 hingga pecah berantakan”.

Kata Ario, PM Spanyol Mariao Rojaymalah membubarkan Parlemen Catalonia, menangkap tokoh kemerdekaan, “mengungsikan” beberapa anggota parlemen Catalonia, dan aksi represif para polisi Spanyol kepada rakyat Catalonia yang berdemo.

“Coba Mas @budimandjatmiko
lihat di 1 Oktober besok, Rakyat Catalonia pasti berdemo lagi,” ungkap Ario.


Ario mengatakan, cara pandang Negara (Indonesia) terhadap Papua memang mirip dengan cara pandang Spanyol terhadap Catalonia. Yaitu: Keuntungan semata

“Wilayah Catalonia cuma 6% dari luas wilayah Spanyol dan berpopulasi 16% dari total populasi Spanyol. Tetapi Catalonia bisa: 1) Menyumbang 20,1% GDP Spanyol (2015) 2) Berkontribusi pada produksi barang ekspor yg mencapai 25,6 persen dari total ekspor Spanyol pada 2016. 3) Sumbangan pajak & pendapatan sektor pariwisata 21% di 38,8%. 4) Penarik minat investasi asing, 56,3% dari investasi sektor starup di Spanyol pada 2015 saja, mengalir ke Catalonia dng nilai mencapai 371 juta euro.
5) Laporan “Foreign Direct Invesment in Barcelona”, hampir sepertiga dr Perusahaan Asing di Spanyol, memilih ibu kota regional Barcelona sebagai basis perusahaan mereka. Mirip seperti Papua dikeruk!” ujarnya.[sn]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita