Pria Tewas Diduga Dipukuli Tiga Oknum Polisi, Warga Berbondong-bondong Cari Keadilan bagi Zaenal

Pria Tewas Diduga Dipukuli Tiga Oknum Polisi, Warga Berbondong-bondong Cari Keadilan bagi Zaenal

Gelora Media
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Seorang pemuda bernama Zaenal Abidin tewas setelah diuga dipukuli tiga polisi sekaligus di halaman Satlantas Polres Lombok Timur, NTB pada Kamis (5/9/2019).

Akibat kejadian tersebut, warga kampung tempat Zaenal tinggal, Dusun Tunjang Selatan, Desa Paokmotong berbondong-bondong mendatangi kantor Biro Konsultasi Bantuan Hukum (BKBH) Fakultas Hukum Universitas Mataram, Senin (16/9/2019).

Dikutip TribunWow.com dari Kompas.com pada Sabtu (21/9/2019), masyarakat berdemo untuk meminta tolong terkait kasus Zaenal.

"Kedatangan kami ke sini untuk memastikan dan memantapkan bahwa kami atas nama masyarakat Dusun Tunjang Selatan, Desa Paokmotong, menyerahkan penanganan kasus dugaan penganiayaan atas saudara Zaenal oleh oknum lantas," kata satu perwakilan masyarakat, Haji Safrudin.

Atas nama warga Dusun Tunjang Selatan, Safrudin berharap agar kasus Zaenak segera terungkap.

"Kami mengharapkan, tersangka dugaan penganiayaan ini segera terungkap oleh kepolisian, karena kami percaya aparat bisa berbuat adil terhadap masyarakat," ujar Safrudin.

Dimintai bantuan hukum itu, Kuasa Hukum BKBH Fakultas Hukum Unram, Yan Mangandar mengaku senang dengan kepercayaan masyarakat pada BKBH Fakultas Hukum Unram.

"Kami sangat apresiasi kedatangan bapak-bapak yang telah jauh-jauh dari Lombok Timur, telah memberikan kepercayaan kepada kami untuk memenangi kasus Zaenal," tutur Yan Mangandar.

Ia berjanji akan melakukan hal yang terbaik bagi keadilan Zaenal.

Kapolda NTB, Irjen Nana Sudjana menjelaskan pihaknya telah memeriksa 14 orang terkait penganiayaan tersebut.

Kendati demikian, Nana mengakui hingga kini belum dapat menentukan tersangka.

Polda NTB saat ini masih mencari bukti-bukti lain untuk memperkuat penentuan tersangka.

“Kami telah memeriksa 14 orang, sampai saat ini masih belum bisa menentukan tersangka, statusnya masih saksi, karena kami masih mencari bukti-bukti lain,” ujar Nana, Kamis (19/9/2019)

Sejatinya, Nana menjelaskan bahwa nama-nama tersangka yang diduga melakukan penganiayaan sudah mengerucut.

Namun, pihaknya masih ingin menyelidiki peran-peran masing terduga penganiayaan.

“Memang sudah ada arah, beberapa oknum anggota, sudah mengarahkan kepada tersangka, tapi masih memerlukan pemeriksaan terkait dari peran masing-masing tersebut,” kata Nana.

Ia berjanji penetapan tersangka tidak akan lebih dari tiga minggu.

“Penetapan tersangka mungkin dua sampai tiga minggu lah,” ungkapnya.

Sahabudin (60), ayah Zaenal Abidin (29), pemuda yang tewas setelah dipukul oknum polisi di Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB), pada Kamis (5/9/2019) lalu. (KOMPAS.com/IDHAM KHALID)

Kronologi Pemukulan Zaenal oleh Polisi hingga Tewas

Kapolda NTB Irjen Nana Sudjana mengungkap kronologi perkelahian antara oknum polisi dengan Zaenal.

Mulanya Zaenal mendatangi Polres Lombok Timur untuk mengambil sepeda motornya yang disita polisi saat razia operasi patuh.

Zaenal mendatangi lapangan apel Satlantas Polres Lotim pada Kamis (5/9/2019) sekira pukul 20.20 WITA.

Saat itu, anggota Satlantas Aipda I Wayan Merta Subagia dan Bripka Nuzul Husein sedang bertugas menjaga kendaraan yang disita dari operasi patuh di Polres Lombok Timur.

Kemudian Zaenal datang dengan mengendarai motor melawan arus dan tidak memakai helm.

"Saya mulai dari kronologi saja, pada hari Kamis tanggal 5 September 2019 pukul 20.20 WITA, bertempat di lapangan apel Satlantas Polres Lotim."

"Si Zaenal dengan menggunakan sepeda motor dari arah melawan arus dan tanpa helm memasuki pintu gerbang kantor Satlantas," terang Nana, dalam jumpa pers, Senin (9/9/2019), dikutip dari kompas.com.

Tanpa turun dari sepeda motor, Zaenal langsung bertanya perihal keberadaan motornya yang disita polisi dengan cara kasar yang menyulut emosi dua petugas satlantas yang sedang berjaga.

Saat Bripka Nuzul berusaha menenangkan Zaenal, ia justru mendapat pukulan di pipi dan hidung berkali-kali.

Hal tersebut lantas memicu terjadinya perkelahian antara Zaenal dan para anggota kepolisian.

"Tiba-tiba Zaenal memukul anggota lantas (polantas) yang mengakibatkan terjadinya perkelahian dengan anggota yang bertugas," tutur Nana.

Berusaha memberi perlawanan, Zaenal justru terjatuh dan menabrak pot bunga yang ada di lapangan apel Satlantas Polres Lomok Timur.

Setelah perkelahian, lanjut Nana, Zaenal yang babak belur dibawa ke Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) untuk diperiksa.

Saat menuju SPKT, Zaenal terjatuh hingga tak sadarkan diri.

Zaenal kemudian dibawa pihak kepolisian ke Rumah Sakit Umum Selong, Lombok Timur.

Setelah menjalani perawatan beberapa hari, Zaenal meninggal dunia pada Sabtu (7/9/2019).

Zaenal merupakan pemuda asal Tunjang Selatan, Desa Paok Motong, Lombok Timur (Lotim).[tn]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita