GELORA.CO - Sutradara film dokumenter Sexy Killers, Dandhy Laksono mengunggah foto mantan Presiden Soeharto dan foto Presiden Joko Widodo saat keduanya sama-sama menaiki motor gede hasil modifikasi.
Menurut Dandhy, kedua sosok dalam foto tersebut menyiratkan karakter yang berbeda. Soeharto, menurut Dandhy memiliki citra seorang yang mapan, taat terhadap pakem yang ada, dingin dan konservatif.
Sementara Jokowi, kata dia, memiliki citra sebagai sosok yang santai, merdeka, pembaharu, dan menolak pakem. Namun, bagi dia, dari segi kepemimpinan, secara substansi keduanya memiliki gaya yang identik.
"Kedua foto ini menyiratkan karakter yang berbeda. Yang satu bercitra mapan, taat pakem, dingin, konservatif. Yang lain lebih santai, merdeka, pembaharu, menolak pakem. Tapi inilah ilusi terbesar dalam sejarah politik Indonesia. Padahal substansinya sama-sama Orde Baru," kata Dandhy melalui akun twitter @Dandhy_Laksono, Kamis (19/9/2019).
Kedua foto ini menyiratkan karakter yang berbeda. Yang satu bercitra mapan, taat pakem, dingin, konservatif. Yang lain lebih santai, merdeka, pembaharu, menolak pakem.Tapi inilah ilusi terbesar dalam sejarah politik Indonesia. Padahal substansinya sama-sama Orde Baru. pic.twitter.com/IL6AlRPhM1
— Dandhy Laksono (@Dandhy_Laksono) September 19, 2019
Sebagaimana diketahui, pemerintahan Orde Baru yang dipimpin oleh Presiden Soeharto selama 32 Tahun, hingga saat ini masih dikenal dengan kepemimpinan yang otoriter dan anti terhadap kritik. Kala itu, kebebasan berpendapat sangat terbatas.
Orde Baru berakhir setelah Soeharto menyatakan mundur dari jabatannya sebagai presiden pada tanggal 12 Mei 1998 dan digantikan dengan era reformasi yang diawali oleh Presiden Bacharuddin Jusuf Habibie. []