GELORA.CO - Banyaknya anggota aktif Polri dan Kejaksaan yang lolos dalam seleksi calon pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi bukanlah satu prestasi yang harus dibanggakan.
Pengamat politik Lingkar Madani Ray Rangkuti menyebut kejadian itu adalah sindiran bagi dua lembaga itu. Bahwa, ada orang baik yang kinerjanya tidak difasilitasi sehingga mencari lembaga lain.
"Ini semacam sindiran kuat bahwa selamanya ini di kepolisian dan kejaksaan orang-orang yang memiliki semangat kuat dalam konteks pemberantasan korupsi ini tidak difasilitasi oleh instusti ini," ujar Ray di Kantor Formappi, Matraman, Jakarta, Minggu (1/9).
Dengan adanya kejadian itu, kata Ray, harusnya Polri dan Kejaksaan berbenah diri. Dua institusi itu bisa membuat satuan tugas khusus untuk mewadahi orang-orang yang berkomitmen pada pemberantasan korupsi.
"Supaya orang-orang itu kembali ke Polisi, ke Jaksa, membangun institusi anti korupsi di Kepolisian dan Kejaksaan dalam rangka memberantas korupsi dengan bersinergi dengan KPK," jelasnya.
Ray menambahkan, upaya pemerintah dalam memberantas tindak pidana korupsi jangan hanya dilimpahkan pada satu lembaga, yaitu Komisi Pemberantasan Korupsi saja.
"Karena mustahil bisa terungkap keseluruhannya, kalau hanya mengandalkan kinerja dari KPK sendiri," tukasnya.(rmol)