GELORA.CO -MENURUT Mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Sutiyoso, anatomi rusuh Papua punya dimensi internal dan external.
Dua aktor utamanya: Komite Nasional Papua Barat (KNPB) dan United Liberation Movement for West Papua (ULMWP).
KNPB punya Tentara Nasional Papua Barat. Berkekuatan 1.300 personel. Punya 600 pucuk senjata. Komandannya bernama Goliath Tabuni. Mereka dideploy ke 35 kabupaten.
ULMWP beroperasi di luar negeri. Faksi politik. Tugasnya menggalang opini internasional. Benny Wenda kasak-kusuk di London.
Ada penumpukan Marinir Australia di Darwin. Siap terkam. Bila masakan mateng.
Tentara Papua Barat bukan tandingan TNI. Kampanye politik dan penggalangan opini sangat berbahaya.
Yang tidak disebut Jenderal Sutiyoso adalah element sekunder Anti NKRI yang beroperasi di media sosial. Aksi mereka menghancurkan Persatuan Nasional dan Persatuan Opini mengenai Papua Problem.
Kelompok ini menguntungkan kampanye internasional OPM. Main sendiri, sradak-sruduk, benci Jokowi. Politics of hatred. Mereka mengambil jalur sendiri.
Pak Prabowo menyerukan supaya semua kekuatan politik bersatu, lupakan perbedaan dan bantu Jokowi meyakinkan rakyat Papua.
Poros III maunya Jokowi jatuh. Membatalkan pelantikan Oktober. Risiko negara hancur atau minimal Papua lepas enggak jadi masalah.
Perilaku mereka mirip manuver Wang Jingwei di Second Sino-Japanese War.
Ada tiga poros; Chiang Kai Shek, Wang Jingwei dan Jepang. Di saat rakyat bertempur melawan tentara Jepang, Wang Jingwei mengikat aliansi dengan Axis Power. Akibat rebutan kekuasaan dengan Chiang Kai Shek.
Jepang senang dan menjadikan Wang Jingwei sebagai head of state dari Japanese puppet government di Nan Jing.
Komunis Mao Zedong melupakan konflik kelompok dan meleburkan diri ke Pasukan Nasionalist Chiang Kai Shek melawan invasi Jepang. Faksi mereka disebut Eighth Route Army. Pertempuran melawan Jepang berlangsung tahun 1937-1947. Akhirnya Jepang kalah.
Wang Jingwei disebut A traitor in the War of Resistance atau "Hanjian" alias pengkhianat.
Penulis adalah aktivisKomunitas Tionghoa Anti Korupsi (KomTak).(rmol)