GELORA.CO - Sejumlah nama santer disebut-sebut akan kembali mengisi Kabinet Kerja Jokowi Jilid II. Namun, dari sejumlah nama tersebut, ada nama-nama baru yang disebut-sebut akan mengisi posisi-posisi menteri strategis, salah satunya adalah Syarifudin Tippe yang belakang ini namanya disebut-sebut akan mengisi Menteri Pertahanan (Menhan).
Mantan Kepala Badan Intelejen Negara (BIN) Hendropriyono mengatakan, menteri di Kabinet Indonesia Kerja jilid II sepenuhnya merupakan hak prerogatif Presiden dan Wakil Presiden Terpilih, Joko Widodo-Ma'ruf Amin.
"Saya kira itu kan hak prerogatif Presiden soal penyusunan Menteri," kata Hendropriyono kepada wartawan, Selasa (10/9/2019).
Untuk calon tertentu yang menurutnya layak menempati posisi Menhan, Hendro tidak menyebutnya secara khusus.
"Pasti ada lah," jawabnya.
Saat disinggung nama Syarifudin Tippe sebagai sosok yang tengah mencuat ke publik sebagai calon Menhan di Kabinet Jokowi Jilid II, Hendro hanya tersenyum.
"Yang penting kalau saya sebagai salah seorang yang mewakili kalian, mewakili rakyat, selalu memberi masukan kepada pemerintah," katanya.
Sebelumnya, perbincangan tentang nama-nama calon menteri di kabinet Jokowi terus menghangat.
Sejumlah nama baru bermunculan dan disodorkan. Nama baru yang juga mulai muncul ke permukaan adalah Syarifudin Tippe.
Pensiunan jenderal yang bergelar Profesor Pertahanan kelahiran injai-Sulawesi Selatan 7 Juni 1953 ini disebut-sebut masuk calon menteri pertahanan di kabinet Jokowi jilid II.
Peraih gelar Doktoral Manajemen Sumber Daya Manusia di Universitas Negeri Jakarta pada 2010 itu pernah menjabat sebagai Panglima Kodam II/Sriwijaya Sumatra Bagian Selatan pada 2006, menjabat Dirjen Strategi Pertahanan Kementerian Pertahanan pada 2007.
Tippe juga pernah menjabat sebagai Rektor di Universitas Pertahanan Unhan selama satu periode pada 2011.
Menurut Pembina Lembaga Pengawas Kinerja Aparatur Negara (LPKAN) Wibisono, Letjen Syarifudin Tippe memiliki kesamaan dengan Menhan Ryamizard Ryacudu.
“Kedua Jendral ini satu visi dan satu pemikiran dalam platform pertahanan dan keamanan nasional, kedepan dibutuhkan sosok new leader Jendral pemikir yang mempunyai visi jauh kedepan,” jelas Wibisono. [sc]