GELORA.CO - Pernyataan Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) Wiranto yang menyebut kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang terjadi di Riau tidak separah seperti diberitakan oleh media, mengundang banyak reaksi.
Publik menyayangkan pernyataan Wiranto yang dinilai mengarahkan opini publik dan membelokan kebenaran.
Salah satu yang keberatan dengan pernyataan Wiranto adalah Manager Kampanye, Pangan, Air, dan Ekosistem Esensial Eksekutif Nasional (Eknas) Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi), Wahyu Perdana. Tak hanya keberatan, Wahyu bahkan menyesalkan pernyataan Wiranto.
Klaim kondisi membaik justru akan memperburuk kondisi, karena berdampak kepada kesiapsiagaan aparat dan masyarakat," ungkapnya saat dihubungi Kantor Berita Politik RMOL, Kamis (19/9).
Lebih lanjut, Wahyu menunjukkan data kualitas udara yang dapat diakses oleh seluruh masyarakat melalui aplikasi AirVisual.
Wahyu menunjukkan data kualitas udara hari ini di Palangkaraya, yang kondisinya sangat memprihatinkan. Kualitas udara di Palangkaraya berada di angka 1.056 berdasarkan US Air Quality Index (AQI US). Ini merupakan kondisi yang masuk kategori berbahaya.
Sementara, untuk udara di Pekanbaru, Riau, juga masih dalam level sangat tidak sehat. Indeks kualitas udara di Pekanbaru mencapai angka 250 pada Kamis (19/9).
Dengan kondisi seperti ini Wahyu meminta keseriusan Pemerintah menangani persoalan karhutla dan jangan mengeluarkan pernyataan yang tidak benar.
"Terlebih lagi pernyataan itu keluar dari seorang Wiranto yang merupakan figur publik," tandasnya.
Sebelumnya, Wiranto menceritakan kunjungannya bersama Presiden ke Riau beberapa hari yang lalu. Kata Wiranto, antara realita dengan yang dikabarkan media itu sangat berbeda.
"Jarak pandang di sana masih bisa, pesawat mendarat masih bisa, belum banyak yang pakai masker. Jarak pandang saat siang sangat jelas dan awan-awan dapat terlihat," jelas Wiranto, Rabu (18/9) di Media Center Kemenkopolhukam. (Rmol)