GELORA.CO - Presiden Joko Widodo diminta untuk bersikap netral dalam perebutan kursi ketua umum Partai Golkar. Hal itu untuk menjaga keutuhan parpol berlambang pohon beringin tersebut.
Demikian disampaikan Direktur Program SMRC, Sirojudin Abbas dalam diskusi Polemik bertajuk "Bursa Ketum Golkar, Kemana Istana Berlabuh?" di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (14/9).
"Pak Jokowi sebaiknya bersikap untuk netral dalam perebutan ketum Partai Golkar," kata Sirojudin.
Menurut dia, bila ada keretakan di internal akibat cawe-cawe Istana, maka akan dapat mengancam eksistensi Golkar dalam menyongsong Pilkada 2019 dan Pemilu 2024.
"Bukan Pak Jokowi yang terganggu, tapi Golkar sendiri," ujar Sirojudin.
Mendekati Munas pada Desember nanti, sudah mulai muncul nama-nama yang akan maju memperebutkan kursi nomor satu di Golkar.
Dua calon yang paling kuat yaitu, petahana yang juga Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto dan Ketua DPR Bambang Soesatyo.
"Kekuatan tokoh-tokoh di Golkar cukup berimbang. Itu normal, indikasi sehatnya politik di Partai Golkar," ucap Sirojudin. (Rmol)