GELORA.CO - Data yang dikeluarkan Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) pada Minggu kemarin (29/9), masih ada 30 mahasiswa dan pelajar yang ditahan di Polda Metro Jaya pasca aksi demonstrasi mahasiswa dan pelajar pada 23-25 September.
Ini belum termasuk mereka yang ditahan di berbagai daerah di tanah air.
Sementara itu, Komnas HAM mencatat, ada mahasiswa yang ditangkap ketika makan, saat berada di luar massa demonstrasi, dan penangkapan tidak disertai surat penangkapan.
Inisiator Koalisi Milenial Nusantara (KMN), Wenry Anshory Putra menantang penangkapan itu. Menurutnya, mahasiswa dan pelajar bukan seorang teroris yang urgen untuk dilakukan penangkapan.
Wenry mengingatkan kepada Kapolri Jenderal Tito Karnavian dan jajaran, bahwa musuh kita adalah para koruptor dan pembakar hutan, bukan mahasiswa dan pelajar yang kesehariannya menuntut ilmu pengetahuan.
"Para koruptor dan pembakar lahan yang harus kalian tangkap," ujarnya, Senin (30/9).
Jelas Wenry, daripada menangkap mahasiswa dan pelajar yang menyuarakan ketidakadilan, lebih baik aparat penegak hukum menahan kembali koruptor mega skandal kondensat yang merugikan negara Rp 38 Triliun.
"Raden Priyono (mantan Kepala BP Migas) dan Djoko Harsono (mantan Deputi Finansial Ekonomi dan Pemasaran BP Migas) adalah dua orang yang telah lama kalian tetapkan sebagai tersangka, namun saat ini masih bebas dan tidak kalian tahan kembali. Lalu, buronan Honggo Wendratno yang masih tidak mampu kalian tangkap hidup-hidup," tutur Wenry.
Selain menangkap koruptor, lanjut Wenry, polisi juga lebih baik menangkap para pembakar hutan dan lahan yang jelas-jelas membuat masyarakat menderita akibat kabut asap khususnya di wilayah Sumatera dan Kalimantan.
Kalian berani?" tutup Wenry kembali menantang polisi. (Rmol)