GELORA.CO - Wakil Ketua DPR, Fahri Hamzah, sangat setuju dengan rencana Presiden Joko Widodo alias Jokowi membangun Istana kepresidenan di Papua. Rencananya, pembangunan akan dimulai pada 2020.
“Usulan membangun istana presiden itu sudah saya lontarkan cukup lama, bahkan kalau ada usulan pemindahan Ibu Kota ke Papua, malah saya lebih setuju,” kata Fahri di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (10/9).
Rencana dinilai sejalan dengan visi Jokowi yang ingin membuat poros maritim. Sementara, Papua sangat layak lantaran memiliki wilayah besar setelah Australia di Pasifik.
“Karena itu Papua sangat penting sekali ada kehadiran fisik. Jadi dengan dibukanya istana di Papua, itu kehadiran simbolik yang baik sekali,” ujarnya.
Dia mendorong agar pembangunan itu segera direalisasikan. Ini agar Jokowi lebih sering berkunjung ke Papua.
“Paling tidak dia bagi tugaslah dengan wapres, satu jaga Asia satu jaga Pasifik,” katanya.
Hal ini dikarenakan, wilayah pasifik lebih besar. Terlebih lagi, dulu Kepulauan Biak, Papua adalah adalah bandara Internasional, Tapi sekarang sudah tidak ada.
“Menurut saya aktifkan lagi Biak,” ujarnya.
Dia lalu mengusulkan tiga langkah politik untuk Jokowi. Langkah itu adalah:
1) Membangun Istana Kepresidenan
2) Menghidupkan lagi Biak, dan
3) Melakukan pemekaran.
“Karena Papua itu terlalu besar. Sehingga pengelolaan masyarakat itu jauh lebih intensif, paling tidak 6 provinsi dan beberapa kabupaten kota harus dihidupkan segera,” ucap Fahri. [ns]