GELORA.CO - Kendati sudah beraudiensi, nampaknya mahasiswa yang ikut aksi unjuk rasa di Gedung DPRD Sumatra Barat (Sumbar) belum merasa puas. Mereka dengan tegas mendesak anggota DPRD Sumbar, mengabulkan semua tuntutan mereka.
Tidak sabar dengan segala tuntutannya untuk dipenuhi, ratusan mahasiswa lainnya menerobos ke dalam Gedung DPRD Sumbar. Entah apa yang merasuki dan memprovokasi, hingga aksi mahasiswa tidak terkendali.
Bukan hanya fasilitas dalam gedung saja yang dirusak, tapi foto Presiden Joko Widodo yang terpajang di dinding Ruang Sidang Paripurna Gedung DPRD Sumbar itu juga diturun dan dihancurkan. Semua itu seperti simbol untuk menurunkan Jokowi dari tahtanya.
Sementara foto Wakil Presiden Jusuf Kalla masih bertahan di dinding Ruang Sidang Paripurna DPRD Sumbar itu. Selain itu, dinding di bawah foto presiden dan wakil presiden itu terpajang, beragam tulisan dan coretan sindiran kasar ditulis massa aksi.
"Semua ini karena ketidakbecusan pemerintah, presiden yang dungu dan bego. Jika Jokowi tidak mampu mengurus negara, turun saja," ujar massa mahasiswa saat sebelumnya orasi di depan Gedung DPRD Sumbar itu, Rabu (25/9) di Padang.
Sementara di tempat lain, seperti di dinding, di spanduk, serta selebaran yang dibawa mahasiswa juga banyak kata-kata sindiran. Mayoritas kata-kata sindiran itu tertuju ke Jokowi dan DPR RI. Pasalnya, mereka menilai Jokowi dan DPR RI sama-sama tidak memikirkan rakyat.
Sebelumnya, dalam aksi unjuk rasa ribuan mahasiswa ini, mereka menuntut segala bentuk Revisi Undang-Undang (RUU) yang akan disahkan DPR RI. Apalagi, setiap pasal dalam RUU itu banyak yang kontroversial. Baik RUU KUHP, RUU KPK, RUU Pemasyarakat, dan RUU Pertanahan. "Kita sepakat tidak percaya kepada DPR, dan pemerintahan Jokowi. Turunkan Jokowi!," teriak massa dalam aksi.
Namun di lain pihak, Ketua HMI Padang, Rahmaddian menyampaikan, bahwa tuntutan mereka sama dengan tuntutan ribuan mahasiswa lainnya. "Intinya, tuntutan kami sama dengan teman-teman yang lain. Kita berjuang dengan tujuan yang sama," sebutnya. [gt]