Demo Mahasiswa, Pastikan Bermakna!

Demo Mahasiswa, Pastikan Bermakna!

Gelora News
facebook twitter whatsapp

Oleh Ifa Mufida

Demonstrasi mahasiswa menggelora di beberapa wilaya Indonesia. Demo digelar serentak di Riau, Bandung, Jakarta, Yogyakarta, Makassar, hingga Papua sejak hari Senin (23/9/2019).  Mereka memprotes atas keputusan Presiden Jokowi dan DPR yang akan mengesahkan beberapa Rancangan Undang-undang (RUU).

Mereka mengusung tujuh tuntutan. Di antaranya mendesak RKUHP ditunda, mencabut revisi UU KPK yang baru disahkan, mengadili elite yang bertanggung jawab atas kerusakan lingkungan, dan menolak pasal-pasal bermasalah RUU Pertanahan dan RUU Ketenagakerjaan (CNNIndonesia, 23/9/2019).

Gerakan mahasiswa ini mengingatkan kita pada aksi mahasiswa tahun 1998 yang menuntut reformasi hingga akhirnya Soeharto lengser. Ribuan mahasiswa dari berbagai kota saat itu turun ke jalan. Jakarta memanas hingga gedung MPR-DPR dikuasai oleh mahasiswa. Bertolak dari pergerakan ini lahirlah era baru Indonesia, yakni reformasi. 

Namun, setelah bertahun-tahun era reformasi ternyata kondisi Indonesia tak jauh berbeda. Memang ada sedikit perubahan keterbukaan informasi berupa kebebasan pers. Namun, nyatanya Indonesia justru memasuki era neoliberal. Kapitalisasi dan liberalisasi di berbagai bidang telah menjadikan Indonesia mengalami kerusakan di berbagai lini kehidupan. 

Di bidang sosial,  Indonesia telah mengalami degradasi moral yang luar biasa. Bagimana tidak, seks bebas dan perilaku LGBT telah membuat rusak tatanan masyarakat. Dua perilaku ini telah menjadikan mewabahnya infeksi menular seksual yang mematikan, banyaknya tindakan aborsi dan pembuangan bayi. Di sisi lain, pornografi dan pornoaksi begitu bebas dengan dalih kebebasan dan hak asasi manusia. 

Liberalisasi kekayaan alam Indonesia pun terus berlanjut. Kekayaan alam Indonesia semakin banyak yang dikuasai asing, kiprah BUMN semakin ditekan, keran impor dibuka lebar, hutan begitu mudah dijarah dan dibakar, serta gurita korupsi kian menjadi. Sedang arah pendidikan juga tak jauh beda. Sudah pendidikan mahal, ditambah tujuan pendidikan yang mandul dalam mencetak generasi unggul. Banyak yang pintar sekedar di atas kertas namun minim kepribadian yang tangguh. Apalagi kesehatan, rakyat semakin menderita di bawah pengasuhan BPJS yang rumit dan kejam. 

Patutlah mahasiswa belajar. Perubahan pasca reformasi yang hanya sekedar perubahan rezim tak berbuah kepada perubahan yang berharga. Padahal, permasalahan Indonesia bersifat sistemik maka diperlukan perubahan sistem. Para politisi sudah mengakui bahwa Indonesia adalah negara kapitalis-liberal. Perpolitikan dijunjung atas asas kepentingan. Politik transaksional di semua lini terjadi, baik eksekutif, legislatif, maupun yudikatif. 

Ketika tiga pilar demokrasi telah terbeli oleh rupiah dan diwarnai korupsi, maka banyak politisi yang ditangkap KPK. Lantas pemerintah justru mengebiri KPK dengan revisi UU KPK. Di sini lah awal mahasiswa sekarang bergerak. Namun, faktanya pemerintah tetap diam dan bersikukuh dengan keputusannya. Mahasiswa harus siap-siap kecewa pada pemerintah. Sebab dalam hal UU KPK maupun RUU KUHP, pemerintah dan DPR telah sepakat. 

Jika mahasiswa menggantungkan arah pergerakan pada belas kasihan rezim, bisa dipastikan mahasiswa akan gagal. Aksi mahasiswa akan dibeli dengan undangan santap siang di istana. Oleh karena itu, mahasiswa tak boleh tergoda bujuk rayu kepentingan pragmatis. Sudah sekian rezim berkuasa di Indonesia, semua gagal mensejahterakan rakyat. Selama rezim masih menjalankan ideologi kapitalisme-liberal, Indonesia akan terus terjajah, tak akan pernah berubah.

Mahasiswa harus fokus pada perubahan sistemis yang sangat dibutuhkan oleh negara ini. Agar terwujud perubahan hakiki, mahasiswa harus memiliki asas perubahan yang benar. Perubahan masyarakat tak boleh sekadar berubah dari satu rezim ke rezim lain, sementara sistemnya tetap kapitalisme-liberal. Perubahan harus bermakna, yakni perubahan dari sistem yang salah (kapitalisme-liberal) kepada sistem yang benar.

Mahasiswa harus berani mengambil keputusan sesuai dengan akidah yang benar bukan dari akidah sekuler. Karena ketika menjauhkan agama dari kehidupan (sekuler) nyata telah menimbulkan kerusakan manusia. Karena manusia yang serba terbatas ini harusnya mengembalikan segala pengaturan dari Tuhan Semesta Alam.

Ideologi sosialis-komunisme dan kapitalis-liberalisme telah nyata tidak bisa memberikan kesejahteraan bagi masyarakat. Sosialis-komunisme telah menghancurkan Indonesia lewat kudeta berdarah tahun 1948 dan 1965. Sedang kapitalisme-liberal telah gagal mensejahterakan rakyat dan bahkan menjerumuskan dalam penjajahan. Satu-satunya solusi adalah menjadikan Islam sebagai ideologi dengan menerapkan aturan atau syariat Islam secara menyeluruh.

Patutlah melihat sejarah, bagaimana Islam telah menaungi dunia di bawah pemerintahannya selama 13 abad lamanya. Islam juga telah berhasil menaungi hampir seluruh wilayah dunia. Saat itu, Islam juga memberikan contoh yang luar biasa terhadap toleransi dengan pemeluk agama lain. Selain itu toleransi yang dijalankan Islam ini, menjadi contoh bagi masyarakat peradaban lain. Bahkan toleransi Islam, langgeng terasa hingga era akhir Khilafah Utsmaniyah. 

Seorang Orientalis Inggris, TW Arnold berkata: “The treatment of their Christian subjects by the Ottoman emperors -at least for two centuries after their conquest of Greece- exhibits a toleration such as was at that time quite unknown in the rest of Europe…” [Perlakuan terhadap warga Kristen oleh pemerintahan Khilafah Turki Utsmani –selama kurang lebih dua abad setelah penaklukan Yunani– telah memberikan contoh toleransi keyakinan yang sebelumnya tidak dikenal di daratan Eropa…] (The Preaching of Islam: A History of the Propagation of the Muslim Faith, 1896, hal. 134). 

Maka mahasiswa teruslah bergerak secara benar. Mahasiswa sebagai agent of change akan memberikan makna yang berarti bagi masyarakat. Tentunya dengan arah perjuangan yang benar, yaitu menjadikan penerapan ideologi Islam sebagai solusi atas permasalahan Indonesia. (*)
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita