GELORA.CO - TIDAK sulit mencari Pesantren Darush Sholihin, meskipun lokasinya terpencil di Girisekar, Dusun Warah, Panggang, Gunung Kidul, Yogyakarta. Begitulah pengalaman kami ketika berkunjung pertama kali ke sana, Jumat petang (14/9).
Pesantren itu milik Ustad Muhammad Abduh Tuasikal, S.T., M.Sc.. Sangat mencolok di desa itu. Hanya satu-satunya. Selain besar membentang di tepi jalan di atas bukit. Bangunannya tiga tingkat amat megah dengan dominasi cat warna putih.
Pesantren ini menjadi kebanggan warga di sana karena kegiatan-kegiatannya melibatkan seluruh masyarakat. Pesantren ini dilengkapi masjid danTPA, juga toko penjualan buku-buku.
Di sini tidak ada yang menginap. Santrinya dari masyarakat di lingkungan desa ini," ujar Ustad.
Namun, jumlah jamaah bisa membengkak setiap kali pesantren ini menyelenggarakan acara Daurah atau Tabligh Akbar. Jamaahnya datang dari Yogyakarta, bahkan dari Jakarta.
Ustad memang rutin mengadakan kajian di Jakarta sehingga punya jamaah yang fanatik.
Seperti saat ini, Darush Sholihin tengah menyelenggarakan Daurah Islamiyah mengkaji kitab "105 Prinsip Akidah Imam Ath Thaway". Kitab itu hasil terjemahan Ustad Abduh Tuasikal dari karya Syaikh Dr Muhammad Bin Abdurrahman Al Khumais.
Daurah ini diikuti sekitar 800 jamaah undangan, berlangsung selama empat hari, Kamis (12/9) hingga Sabtu (14/9). Jamaah banyak dari Jakarta. Bahkan ada beberapa artis seperti Eva Arnaz, Cici Tegal, Uki Noah, Mediana Hutomo. Ada juga pengusaha perjalanan haji dan umrah, Hj Linda Syamsuddin.
Selama Daurah, Ustad Tuasikal tampil dalam banyak seksi, dari subuh hingga bada Isya, khusuk mengkaji kitab bersama jamaah selama tiga hari tiga malam. Di seling dengan acara Ngobrol Santai Angkringan. Saat sore dilangsungkan di pantai, malam hari di aula besar yang masih berada di dalam komplek pesantren.
Daurah ini akan ditutup Minggu pagi (15/9) dengan Tabligh Akbar Bersama Ustad Dr. Syafiq Riza Basalamah. Diperkirakan, sekitar 15 ribu jamaah akan mengikuti Tabligh akbar itu.
Sarjana Tehnik Kimia
Muhammad Abduh Tuasikal, ST, MSc kelahiran Ambon, 24 Januari 1984 dari orang tua Usman Tuasikal, SE dan Zainab Talaohu, SH.
Kusah Ustad Tuasikal ini menarik. Sebelumnya, ia tidak memiliki latar belakang pendidikan agama secara formal. Ilmu agama diperolehnya dari belajar pada banyak ulama, saat berkuliah di Yogya dan di Riyadh, Saudi.
Pendidikan pendidikan SD sampai SMA diselesaikan di Kota Jayapura, Papua. Ustad migran ke Yogyakarta saat kuliah di Teknik Kimia Universitas Gadjah Mada (2002-2007). Saat itulah ia baru merasakan indahnya ajaran Islam dan nikmatnya menuntut ilmu diin.
Awalnya dimulai dari mempelajari bahasa Arab, khususnya ilmu nahwu. Saat kuliah di Kampus Biru tersebut, beliau belajar di pesantren mahasiswa yang menimba ilmu di sore hari selepas jam kuliah yaitu di Ma'had Al 'Imi (Yayasan Pendidikan Islam Al Atsari) sejak tahun 2004-2006 dengan pengajar dari Ponpes Jamillurrahman dan Islamic Center Bin Baz.
Selain belajar di Ma'had tersebut, ia juga belajar secara pada Ustad Abu Isa. Yang lebih lama pada Ustad Aris Munandar, MPi kurang lebih 6 tahun dengan mempelajari ilmu ushul dan kitab karangan Ibnu Taimiyah serta Ibnul Qayyim.
Di tahun 2010, Ustadz bertolak menuju Kerajaan Saudi Arabia tepatnya di Kota Riyadh untuk melanjutkan pendidikan S2 Teknik Kimia di Jami'ah Malik Su'ud (King Saud University). Konsentrasi studinya adalah Polymer Engineering. Pendidikan S2 tersebut selesai pada Januari 2013 dan ia pun kembali ke tanah air pada awal Maret 2013.
Saat kuliah di Riyadh ia belajar dari banyak ulama, terutama empat ulama yang sangat berpengaruh pada perkembangan ilmu Islam yaitu Syaikh Dr. Shalih bin Fauzan bin ‘Abdillah Al Fauzan (anggota Al Lajnah Ad Daimah dan ulama senior di Saudi Arabia), Syaikh Dr. Sa'ad bin Nashir Asy Syatsriy (anggota Hai’ah Kibaril ‘Ulama di masa silam dan pengajar di Jami’ah Malik Su’ud), Syaikh Shalih bin ‘Abdillah Al ‘Ushoimi (ulama yang terkenal memiliki banyak sanad dan banyak guru), dan Syaikh ‘Abdurrahman bin Nashir Al Barrok (anggota Haiah Tadris Jami’atul Imam Muhammad bin Su’ud terdahulu).
Ulama lainnya yang pernah digali ilmu dari mereka: Syaikh ‘Ubaid bin ‘Abdillah Al Jabiri, Syaikh Dr. ‘Abdus Salam bin Muhammad Asy Syuwai’ir, Syaikh Dr. Hamd bin ‘Abdul Muhsin At Tuwaijiriy, Syaikh Dr. Sa’ad bin Turkiy Al Khotslan, Syaikh Dr. ‘Abdullah bin ‘Abdul ‘Aziz Al ‘Anqori, Syaikh ‘Abdul ‘Aziz bin ‘Abdullah Alu Syaikh (Mufti Saudi Arabia), Syaikh Shalih bin ‘Abdullah bin Humaid (penasehat kerajaan dan anggota Haiah Kibaril Ulama’), Syaikh Shalih bin Muhammad Al Luhaidan (anggota Haiah Kibaril Ulama’), Syaikh ‘Abdul ‘Aziz bin ‘Abdullah Ar Rojihi (Professor di Jami’atul Imam Muhammad bin Su’ud), Syaikh Dr. ‘Abdullah bin Nashir As Sulmiy, Syaikh Kholid As Sabt, Syaikh ‘Abdul ‘Aziz As Sadhan, Syaikh ‘Abdul Karim Khudair, Syaikh ‘Abdurrahman Al ‘Ajlan (pengisi di Masjidil Haram Mekkah), dan ulama muda Syaikh ‘Abdul ‘Aziz Ath Thorifi.
DIa juga pernah memperoleh sanad 20 kitab (mayoritas adalah kitabkitab karya Syaikh Muhammad bin ‘Abdul Wahhab) yang bersambung langsung sampai penulis kitab melalui gurunya Syaikh Shalih bin ‘Abdillah Al ‘Ushoimi. Sanad tersebut diperoleh dari Dauroh Barnamij Muhimmatul ‘Ilmi selama 8 hari di Masjid Nabawi Madinah Nabawiyah, 5-12 Rabi’ul Awwal 1434 H.
Aktivitas sehari-hari menulis web dan buku Islami. Aktivitas tersebut dimuali semenjak selesai dari bangku kuliah S1 di UGM, tepatnya setelah memiliki istri. Karena kegemaran menulis tersebut, Ustad Tuasikal pun ditunjuk menjadi Pimpinan Redaksi Muslim.Or.Id sambil mengurusi website pribadi Rumaysho.Com.
Karya-karyanya berupa artikel Islam selain dapat dilihat di dua website tersebut, juga dapat ditelusuri di website PengusahaMuslim.Com, RemajaIslam.Com dan KonsultasiSyariah.Com. Ada juga beberapa kajian di Yogya dan Wonosari (Gunungkidul) yang diisi rutin. Ia secara teratur mengisi kajian pula di luar kota. Rekaman kajiannya dapat diperoleh berupa audio di Kajian.Net dan berupa visual di Yufid.TV.
Tugas pentingnya saat ini adalah menjadi Pimpinan Pesantren Darush Shalihin. Selain itu, dia menjadi pembina Komunitas Pengusaha Muslim Indonesia (KPMI). Serta bisnis lewat toko online Ruwaifi.Com yang diurus bersama dengan murid-murid pesantren.
Di Gunung Kidul, Ustadz Tuasikal tinggal bersama -istri Rini Rahmawati dan tiga anak, yaitu Rumaysho Tuasikal (puteri), Ruwaifi’ Tuasikal (putera), dan Ruqoyyah Tuasikal (puteri) di Dusun Warak, Desa Girisekar, Panggang, Gunungkidul, D. I. Yogyakarta. Rumahnya menempel menjadi baguan area bangunan pesantren.
Ustad bercerita, pada awalnya dia lah yang rajin blusukan mengunjungi warga di rumah-rumahnya. "Sampai sekarang pun masih saya sering saya blusukan. Saya suka ngobrol dengan warga, mendengar dan menyimak curahan hati mereka," jelas Tuasikal.
Tak heran jika Ustad Tuasikal pun dianggap sebagai keluarga dan menjadi kebanggaan warga di Dusun Panggang.
Penulis adalah wartawan senior.(rmol)